Fakta ini diklarifikasi oleh Feureau Himawan Susanto selaku asisten Prof. Peter Carey melalui kantor berita Antara. "Pihak Panitia sama sekali tidak menghubungi Prof. Peter soal diskusi tersebut, jadi sama sekali enggak kasih penjelasan apapun soal pemakaian video wawancara tersebut untuk diskusi."
Pada titik ini, mereka tak segan memunculkan kebohongan, memproduksi hoaks dan klaim sepihak atas dasar agama. Bahkan pencatutan tokoh akademisi untuk melegetimasi sistem politik khilafah yang mereka dengungkan. Pekerjaan mereka adalah mengikuti tingginya birahi kekuasaan, yang semakin bergejolak dalam diri kelompok penegak khilafah. Dalam isu dan momen politik apapun, mereka bercokol di dalamnya, melakukan infiltrasi dalam lembaga dan masuk dalam isu aktual, dan yang sudah usang.
Aksi penegak khilafah akan menentang siapapun yang berkuasa, sebelum akhirnya kekuasaan jatuh ke tangannya. Tidak peduli siapa Presidennya, anggota DPR atau Menteri-menteri dalam kabinet apa, mereka akan tetap bersuara dan menjadi oposisi. Suara lantang mereka menandakan ambisi menggulingkan sistem sah dan dasar negara yang sudah disepakati oleh pendiri bangsa. Gemuruh teriakannya terdengar ke seluruh penjuru negeri ini, hingga mereka tidak sadar bahwa dirinya adalah seorang pengkhianat bangsa.
Dengan demikian, inilah salah satu sebab mengapa banyak orang yang alergi terhadap politik, dianggap kotor dan menjijikkan. Padahal, politik adalah satu jalan menuju kebaikan bersama. Penulis teringat ucapan Presiden Soekarno,"Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan pernah diperdebatkan secara estetis."
Bung Karno mengingatkan kita semua, agar hal-hal yang sudah menjadi kesepakatan para pendiri bangsa tidak perlu diperdebatkan lagi, lebih dari itu kita harus memberikan kontribusi pada hal-hal esensial, bukan membongkar bangunan yang sudah berdiri kokoh. Pancasila adalah dasar negara, NKRI adalah kedaulatan kita bersama yang wajib kita jaga dari ancaman syahwat kekuasaan HTI. Waspadalah terhadap gerakan penegak khilafah yang sangat membahayakan ideologi Bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H