Pengangguran merupakan salah satu masalah terbesar Indonesia yang dapat mempengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi. Pengangguran adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan, sedang mencari pekerjaan atau berencana untuk memulai usaha.Â
Sementara itu, tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah orang yang bekerja pada suatu periode tertentu (dalam persentase).Â
Pengangguran merupakan hal yang paling dikhawatirkan oleh para pencari kerja, karena pengangguran dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lapangan kerja. Jumlah lowongan dibatasi oleh kualifikasi tinggi dan persaingan yang kuat di antara pencari kerja.Â
Meski Indonesia tidak terdampak pandemi, namun dampak nyatanya tetap ada dan bahkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali melanda tanah air. Tren PHK di Jawa Barat dan Jawa Tengah juga terlihat pada data BPJS dari Badan Penjaminan Pengangguran (JKP).Â
Pada April 2023, BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan manfaat JKP kepada 28.000 peserta. Pastinya mencari pekerjaan akan semakin sulit, terutama di industri padat karya seperti tekstil dan sepatu.
Jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2023 sebanyak 7,99 juta orang. Itu setara dengan 5,45 persen dari total angkatan kerja, atau 146,62 juta orang. Jumlah pengangguran terus menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8,42 juta pengangguran. Sri Mulyani juga mengatakan bahwa angka kemiskinan di Indonesia sudah turun.Â
Pada Januari 2023, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,57%, turun menjadi 10,19% setelah pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 turun 0,38 persen dibandingkan Februari 2022. Angka pengangguran ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Dari topik yang telah kita bahas, ada efek  yang berbeda, salah satunya adalah efek negatif yaitu pengangguran, beberapa efeknya adalah pendapatan per kapita menurun, pendapatan pemerintah menurun, stres psikologis meningkat, daya beli masyarakat menurun dan stres sosial meningkat. .
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyampaikan 2,8 juta pengangguran Indonesia hopeless of job alias pasrah atau menyerah dalam mencari pekerjaan.Ida mengatakan hingga saat ini total pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta orang. Dari total tersebut sebanyak 2,8 juta atau 33,45 persen pasrah dalam mencari kerja.Â
Menurut Ida, saat ini jumlah kelompok pekerja saat ini didominasi dari lulusan pendidikan SMP dan SD. "Kelompok yang bekerja sebagian berpendidikan SMP ke bawah, justru yang menganggur lulusan SMK, diploma, dan sarjana," jelasnya. Rabu (22/2/2023). Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, Ida Fauziah, mengatakan sekitar 12 persen pengangguran di Indonesia saat ini didominasi oleh lulusan sarjana dan diploma. Menurutnya besarnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya link and match antara perguruan tinggi dengan pasar kerja.
Menurut saya, masalah pengangguran yang masih ada di Indonesia bukan hanya karena kelebihan tenaga kerja, tetapi juga karena pemerintah tidak mampu menciptakan lapangan kerja, lemahnya investasi di sektor industri, dll. dan Lulusan belum siap menciptakan lapangan kerja. menciptakan lapangan kerja dan bisnis. semangat lulusan disamping spiritual dan moral. Hal ini menunjukkan bahwa masalah pengganguran masalah terbesar Indonesia yang dapat mempengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi pengangguran dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lapangan kerja. Jumlah lowongan dibatasi oleh kualifikasi tinggi dan persaingan yang kuat di antara pencari kerja.