comot dari google
Dulu saat masih kanak-kanak, ketika ngaji kitab akhlaq lil banin (budi pekerti untuk anak-anak),ustadz pernah bercerita, "jaman dahulu kala, ada seorang anak yang sangat patuh kepada ibunya,anak itu bernama ahmad,usianya baru 12 tahun, selepas kepergian ayahnya yang wafat saat ahmad beranjak usia 3 tahun, praktis ahmad menjadi tulang punggung keluarganya, ia hidup bertiga dengan ibu dan adik perempuannya yang berusia 2 tahun dibawah ahmad.Ahmad sangat berbakti kepada ibunya,ia juga rajin belajar setiap sore disebuah madrasah. Di madrasah ahmad juga terbilang murid yang rajin dan sagat menghormati gurunya.
Suatu hari ibunya ahmad sakit, karena sakitnya sudah parah, sore itu ahmad dating ke madrasah, tapi tidak untuk belajar seperti biasanya, melainkan dia pamit kepada gurunya,hari itu dia ijin tidak masuk karena mau memeriksakan ibunya ke seorang tabib di kota.
Mendengar ibunya ahmad sakit,  sehabis mengajar sang ustadz  buru-buru ke rumah ahmad, namun nampaknya ustadz terlambat, ahmad sudah keluar dari rumahnya, mereka berpapasan ditengah jalan menuju rumah ahmad, sang ustadz ta'jub, dilihatnya ahmad menggendong ibunya, sementara adik perempuannya berjalan dibelakang sambil membawa segala keperluan ibunya. Ustadz memutuskan untuk menemani mereka berobat ke tabib.
Kota yang dituju dimana tabib itu berpraktek jauhnya kira-kira 5 kilo meter, dan harus menyeberangi sungai, hari itu hujan lebat baru saja usai, sungai meluap,tak ada perahu yang berani beroperasi, satu-satunya jembatan jaraknya 10 KM dari tempat penyeberangan itu. Ditengah-tengah kebingunan ahmad,adik dan ustadz, tiba-tiba ibunya ahmad mengeluh, ahmad segera mendudukan ibunya disebuah emperan gubuk dipinggir sungai,namun ibunya sudah keburu pingsan, ahmad sangat kwatir,apalagi ketika diraba dahinya, panasnya kembali naik.
"ustadz, tolong jaga adik saya " ucap ahmad sambil bergegas menggendong ibunya sambil berjalan kearah sungai yang sedang meluap.
"kamu mau kemana?"
"saya harus segera sampai ditempat tabib,ibu sudah sangat parah sakitnya"
"sungainya masih banjir,belum ada perahu yang mau menyeberangkan kita"
"kalau menunggu banjir surut,saya kwatir ibu sduah tidak kuat"
"lha terus kamu mau lewat mana?"