Kedua, sustainable technology. Terdapat banyak teknologi sehari-hari yang sudah didesain untuk menghemat penggunaan energi, misalnya lampu hemat energi dan mesin cuci ramah lingkungan .
Ketiga, sustainable living. Secara kultur, warga Swedia berprinsip hidup minimalis dan suka menghabiskan waktu di alam. Prinsip-prinsip gaya hidup berkelanjutan juga mendapat pengaruh dari budaya lagom. Lagom artinya segala sesuatu yang "sedang-sedang saja" dan tidak berlebihan. Itulah kenapa warga Swedia cenderung tidak over konsumsi baik makanan, pakaian maupun sumber daya alam.
Warga Swedia lebih suka menggunakan sepeda atau transportasi umum dibanding menggunakan kendaraan pribadi. Alhasil polusi udara di Swedia 2 kali lebih rendah dibandingan negara-negara OECD lainnya.
Keempat sustainable second hand. Gaya hidup minim sampah lain yang patut dicontoh adalah bagaimana warga Swedia tak segan untuk menggunakan barang bekas. Second hand store di Swedia cukup beragam dari yang online maupun offline. Beberapa toko pakaian bekas menawarkan sistem barter dengan menukarkan baju lama kita.
Kelima, sustainable diet. Pangan berkelanjutan merupakan konsep untuk menghasilkan bahan pangan yang dampaknya minim terhadap kerusakan lingkungan. Banyak warga Swedia yang menerapkan diet plant-based atau vegetarian dan banyak mengkonsumsi makanan organik.Â
Di Kota Lund terdapat suatu komunitas untuk menyelamatkan food waste. Aksi kolektif ini antara lain melalui meal plan, mengecek tanggal kadaluarsa dan berbagi makanan dengan teman, tetangga atau orang yang membutuhkan lainnya.
Sebagai penutup, saya sepakat dengan pengantar Ibu DK Wardhani di awal buku. Kita perlu belajar dari Swedia yang merupakan barometer sustainability dunia, namun tentunya harus kita sesuaikan dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
Judul buku: Sustainable Me, Inspirasi Gaya Hidup Ramah Lingkungan ala Swedia; Penulis: Via Apriyani; Penerbit: Gramedia Pustaka Utama; Tahun terbit: 2020; Halaman: 184 halaman; ISBN:978-602-06-4274-1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H