"Saya telah mencanangkan Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar!" Â
Dalam pidato pertamanya, presiden terpilih Prabowo Subianto menekankan program swasembada pangan. Swasembada pangan artinya negara mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk tanpa perlu impor.Â
Berdasarkan FAO, negara dinyatakan swasembada pangan apabila 90% kebutuhan pangan nasional dapat dipenuhi. Swasembada pangan tentu saja berkaitan erat dengan program makan bergizi yang menjadi program unggulan kabinet merah putih
Saya sendiri bukanlah pakar di sektor pertanian dan agraria. Oleh karenanya senang sekali pada Agustus 2024 lalu melalui Program Short Course Water Utility Regulatory Approaches yang dibiayai Australia Awards Indonesia, saya berkesempatan menilik industri pertanian modern di Australia, termasuk alokasi irigasinya.
Lockyer Valley Queensland
Lockyer Valley dikenal sebagai lumbung pangan di negara bagian Queensland Australia. Sekitar 14.000 hektar lahan produksi sayuran ada di wilayah yang berjarak 2,5 jam dari pusat kota Brisbane (Ibu kota Queensland).Â
Hasil pertanian di wilayah ini dapat memenuhi sekitar 70-90% permintaan pangan di Queensland. Pada tahun 2021-2022 capaian penjualan sayuran tahunan melebihi 325 juta Dollar Australia, Â menurun dari tahun-tahun sebelumnya karena dampak cuaca buruk.
Lockyer Valley menjadi tempat dari dua perkebunan hortikultura terbesar di Australia, Sutton Farms dan Koala Farms. Beruntung kami berkesempatan untuk melihat lebih dekat bagaimana pengelolaan kedua pertanian tersebut.
Sutton Farms
Sutton Farms adalah pertanian modern dengan komoditas andalan meliputi tomat ceri, daun bawang, selada, sawi putih, dan kol. Sayuran ditanam di lahan seluas sekitar 1.000 hektar dan melalui campuran metode penanaman ladang, hidroponik, dan metode penanaman terlindungi. Didirikan pada tahun 1952, Sutton Farms memiliki sejarah panjang mengelola pertanian selama 3 generasi.