Mohon tunggu...
elzamutiarawardani
elzamutiarawardani Mohon Tunggu... -

'Samra' Kerap di panggil chaca,mahasiswi ilmu komunikasi UIN sunan kalijaga angkatan 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sosok Tua Renta Penggoes Becak

20 September 2015   17:11 Diperbarui: 21 September 2015   18:16 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Kota yogyakarta sering disebut juga kota pelajar dan seribu wisata.kota yang sangat elok dan mempesona. Jogja banyak sekali titik keramaian yang sangat sering dikunjingi para wisatawan,salah satunya Malioboro.
Malioborao adalah tempat wisata perbelanjaan terbesar yang ada di kota Yogyakarta,banyak pengunjung dari domestik maupun mancanegara. Kebanyakan orang-orang yang berkunjung ke Jogja tujuan utamanya hanya untuk berbelanja di Maloiboro. Kalau ditanya, “Mengapa harus berbelanja di malioboro?” , jawabanya hanya satu yakni, selain tempat wisata dan titik keramayan di jogja,malioboro juga tempat perbelanjaan paling termurah.barang-barang yang ditawarkan pun cukup berkualitas,disana juga bisa berbelanja apapun selain barang-barang, makanan khas pun ada.
        Malioboro banyak memiliki bermacam alat transportasi,dari yang tradisional sampai yang masa kekinian.namun banyak pengunjung memanfaatkan alat transportasi seperti andong dan becak. Becak banyak di jumpai disepanjang trotoar malioboro,alat transportasi ini juga mematok harga yang sangat terjangkau,becak dapat juga disulap seperti alat transportasi pribadi,kemanapun siap antar dengan senang hati,tidak hanya di sekitar malioboro bahkan siap antar ketempat-tempat wisata yang ada di Jogja. Seperti : alun-alun kidul,taman sari,tegu Jogja,kraton, dan sebagainya. Apabila berminat menggunakan alat transportasi becak anda jangan takut susah menemukan becak,sebagian besar tukang becak yang menawarkan jasanya untuk mengantar kemana saja.bahkan sebelum mencari atau menghampiri secara otomatis para tukang becak akan dengan cekatan menawarkan jasanya kepata kita.

       Ketika saya sedang duduk di bangku taman dekat trotoar ada seorang tukang becak menghampiri saya menawarkan jasanya kepada saya, namun berhubung saya tidak mau pergi kemana-mana saya hanya tersenyum dengan melambaikan tangan saya kepada tukang becak tersebut.

      Bapak Trenggono,penggoes becak yang bisa dibilang sudah berusia tua,kini usia Bapak Trenggono sudah mencapai setengah abat lebih,namun Bapak Trenggono masih bersemangat menawarkan jasanya kepada para penggunjung malioboro.

Bapak Trenggono memulai pekerjaan sebagai tukang becak dari pagi sampai petang menyongsong. Profesi sebagai tukang becak ini sudah Bapak Trenggono geluti sejak umur 30 tahun. Pria tua tersebut berasal dari Dareah Bantul. Setiap hari Bapak Trenggono sangat bersemangat untuk mencari pundi-pundi rupiah untuk menghidupi keluarganya.

      Walaupun hanya berprofesi sebagai tukang becak Bapak Trenggono sangat berantusias dan mendukung anak-anaknya unuk bersekolah,”Alhamdulillah walaupun saya cuman tukang becak tapi saya bisa menyekolahkan dua anak saya sampai lulus kuliah”. Ucapnya dengan penuh bangga “saya aslinya sudah tidak boleh bekerja dengan anak-anak saya tapi saya tidak mau berhenti bekerja,selain untuk menghidupi keluarga saya juga mencari kesenangan dengan cara menjadi tukang becak seperti ini,daripada saya menganggur dirumah sangat membosankan.”jelasnya dengan semangat.”saya juga tidak mau terlalu menggantungkan kehidupan saya dan istri saya kepada anak saya,saya lebih suka bekerja dan aktif.”

        Padahal kalau dilihat tubuh bapak Trenggono sudah sangat rentan namun semangat beliau terus membara dan tidak pernah padam karena sudah tua,penghasilan yang didapat Pak Trenggono pun tidak menentu.”yahh...kalau ditanya penghasilan tidak menentu,kadang banyak kadang ya sedikit.

       “Waktu muda dulu saya pernah bekerja sebagai kariawan toko kamera sekaligus jadi photografer,walaupun saya hanya lulusan smp tapi saya setidaknya bisa baca tulis walaupun tidak lancar tapi itu salah satu modal saya untuk menajemen keuangan keluarga”. ujarnya penuh bangga.

      Saya sangat terkesan dengan perkataan Bapak Trenggono yang diperbincangkan dengan saya.usaha-usaha beliau yang sangat keras akhirnya terbayar dengan anak-anak beliau yang berhasil lulus sarjana.Bapak Trenggono juga banyak memberikan inspirasi kepada saya,beliau yang hanya berprofesi sebagai tukang becak pun anak-anaknya bisa sarjana apalagi kita yang perekonomiannya bisa dibilang cukup, berarti harus tambah semangat dalam mencari ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun