Indonesia, sebagai negara dengan populasi yang sangat beragam dari segi agama, etnis, dan budaya, telah berhasil menjaga harmoni antarumat beragama selama bertahun-tahun. Salah satu faktor kunci dalam menjaga harmoni ini adalah moderasi beragama. Moderasi beragama adalah konsep yang penting dalam menjalani kehidupan beragama dengan penuh toleransi, pengertian, dan keberagaman.
Moderasi adalah jalan tengah. Dalam sejumlah forum diskusi kerap terdapat moderator orang yang menengahi proses diskusi, tidak berpihak kepada siapa pun atau pendapat mana pun, bersikap adil kepada semua pihak yang terlibat dalam diskusi. Moderasi juga berarti "sesuatu yang terbaik."
Sesuatu yang ada di tengah biasanya berada di antara dua hal yang buruk. Contohnya adalah keberanian. Keberanian dianggap baik karena terletak di antara kecerobohan dan rasa takut. Sifat dermawan juga baik karena terletak di antara sifat boros dan sifat kikir.
Salah satu alasan moderasi beragama sangat relevan di Indonesia adalah keberagaman agama. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, serta keberadaan agama-agama lain seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan agama-agama tradisional, penting untuk memiliki pemahaman yang luas tentang beragama. Moderasi beragama membantu masyarakat Indonesia untuk menjalani kehidupan beragama tanpa konflik, karena fokus pada nilai-nilai yang bersama-sama dihargai, seperti kasih sayang, toleransi, dan perdamaian.
Moderat adalah kata sifat yang berasal dari kata moderasi yang berarti tidak berlebihan dan tidak moderat. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut kemudian mempunyai arti "moderasi", yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai "mengurangi kekerasan" atau "menghindari hal-hal yang ekstrim".
KBBI juga menjelaskan bahwa kata "moderasi" berasal dari bahasa Latin modtio yang berarti moderasi (tidak berlebih-lebihan dan tidak kekurangan). Jadi bila kata moderat diletakkan di samping kata "agama", maka menjadi moderasi beragama, yaitu istilah yang mengacu pada sikap yang meminimalkan kekerasan atau menghindari tindakan ekstrem dalam praktik keagamaan.
Moderasi beragama memang merupakan hakikat beragama dan diperlukan dalam konteks masyarakat multikultural dan multikultural seperti Indonesia, dengan tujuan untuk menciptakan keharmonisan antar umat beragama.
Selain itu, moderasi beragama juga membantu menjaga harmoni dalam masyarakat. Dengan menghindari ekstremisme dan fanatisme, masyarakat dapat hidup bersama dengan damai. Ini memungkinkan kerjasama antarumat beragama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Sebagai contoh, Pancasila, dasar negara Indonesia, mempromosikan prinsip-prinsip moderasi beragama, termasuk keseimbangan antara kebebasan beragama dan kewajiban untuk menjaga ketertiban dan harmoni.
Moderasi Beragama bukan Moderasi Agama
* Agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan dan keseimbangan.
* Jadi bukan agama yang harus dimoderasi, melainkan cara penganut agama dalam menjalankan agamanya itulah yang harus dimoderasi.
* Tidak ada agama yang mengajarkan ekstremitas, tapi tidak sedikit orang yang menjalankan ajaran agama berubah menjadi ekstrem.
Moderasi menghasilkan ToleransiÂ
* Toleran itu adalah hasil yang diakibatkan oleh sikap moderat dalam beragama.
* Moderasi adalah proses, toleransi adalah hasilnya. Seorang yang moderat bisa jadi tidak setuju atas suatu tafsir ajaran agama, tapi ia tidak akan menyalah-nyalahkan orang lain yang berbeda pendapat dengannya.
* Begitu juga seorang yang moderat niscaya punya keberpihakan atas suatu tafsir agama, tapi ia tidak akan memaksakannya berlaku untuk orang lain.
Penyesuaian Agama dalam Konteks IndonesiaÂ
* Sebagai bangsa yang sangat majemuk, para pendiri bangsa sejak awal berusaha mewariskan suatu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia.
* Indonesia memang bukan negara agama, namun juga tidak memisahkan agama dari keseharian masyarakatnya.
* Nilai-nilai keagamaan tetap dipertahankan dan dipadukan dengan kearifan dan adat istiadat setempat.
* Beberapa hukum agama juga diundangkan oleh negara, dan ritual keagamaan dan budaya terjalin secara harmonis dan damai.
* Moderasi beragama harus menjadi bagian dari strategi budaya untuk melestarikan identitas kita.
 Yang Memantau Peraturan Agama
* Terpeliharanya moderasi beragama harus dipertahankan secara bersama-sama, baik oleh individu maupun lembaga, oleh masyarakat dan negara.
* Kelompok agama moderat harus bersuara lantang dan jelas serta tidak lagi memilih menjadi silent mayoritas.
* Seluruh lapisan masyarakat harus percaya bahwa Indonesia mempunyai modal sosial yang diperlukan untuk mendorong moderasi beragama.
* Modal sosial hadir dalam bentuk nilai-nilai budaya lokal, kekayaan keberagaman adat istiadat, tradisi musyawarah, dan budaya gotong royong yang diwarisi masyarakat Indonesia secara turun-temurun.
* Modal sosial harus kita jaga untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dalam keberagaman budaya, suku, dan agama.
* Jika dibagikan, Indonesia bisa menjadi inspirasi dunia dalam moderasi beragama.
* Negara harus hadir memfasilitasi terciptanya ruang publik yang memungkinkan terjadinya interaksi antar umat beragama.
Tentu saja, moderasi beragama bukan tanpa tantangan. Munculnya gerakan radikal dan intoleransi di beberapa bagian di Indonesia yang menunjukkan bahwa pekerjaan masih perlu dilakukan untuk mempromosikan moderasi beragama secara lebih luas. Pendidikan, dialog antaragama, dan pembangunan pemahaman yang lebih baik tentang agama-agama lain dapat membantu mengatasi tantangan ini.
Dalam kesimpulan, moderasi beragama adalah konsep penting dalam menjaga harmoni dalam keanekaragaman agama di Indonesia. Dengan fokus pada nilai-nilai bersama seperti toleransi dan perdamaian, moderasi beragama memungkinkan masyarakat Indonesia untuk hidup bersama dengan damai meskipun perbedaan agama. Upaya untuk mempromosikan moderasi beragama melalui pendidikan dan dialog adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H