Mohon tunggu...
Rizma Elyza
Rizma Elyza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penyuka komedi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh eWOM terhadap Kepercayaan Masyarakat mengenai Bea Cukai

21 Juni 2024   12:06 Diperbarui: 21 Juni 2024   12:17 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Electronic Word of Mouth (eWOM) menurut Henning-Thurau et.al., merupakan pernyataan negatif atau positif yang dibuat oleh konsumen aktual, potensial, atau konsumen sebelumnya mengenai produk atau perusahaan dimana informasi ini tersedia bagi orang orang atau pun institusi melalui via media internet. E-WOM ini dapat merubah persepsi masyarakat mengenai suatu hal atau suatu produk dengan memanfaatkan media sosial ataupun media massa. Hal tersebut bisa berdampak buruk dan baik bagi citra perusahaan ataupun merk.

Apa itu Bea Cukai?

Menurut Kemenkeu Learning Center Bea adalah pungutan yang dikenakan atas keluar masuknya barang/komoditas yang berkaitan yang masuk dan keluar daerah pabean. Pungutan bea ini bersifat wajib dan dikenakan pada produk hasil ekspor dan impor. Bea yang dikenakan atas barang impor disebut bea masuk, dan bea yang dikenakan atas barang keluar disebut bea keluar. Bea sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ongkos. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam Undang-undang Cukai. Barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik, yang :

  • konsumsinya perlu dikendalikan,

  • peredarannya perlu diawasi,

  • pemakaiannya dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup,

  • atau pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.

Apakah e-WOM mempengaruhi pelaksanaan Bea Cukai?

Baru-baru ini ada berita mengenai alat belajar milik SLB yang tertahan di Bea Cukai. Barang yang dikirim tersebut merupakan barang impor yaitu keyboard sebanyak 20 buah. Berita miring tersebut tentunya menuai perdebatan di masyarakat dan dapat mempengaruhi citra bea cukai. Meski belum jelas kebenarannya tapi pengaruh eWOM tersebut akan terus berjalan apalagi banyak sekali konten yang menyudutkan bea cukai seperti konten tiktok Bima Yudho yang mengaku mendapat tawaran menjadi Buzzer. Hal tersebut akan menuai perdebatan dikalangan masyarakat.

Bea Cukai sampai memberikan siaran pers yang menyangkal bahwa Bea Cukai memakai Buzzer dan membeberkan fakta yang sebenarnya. Dalam siaran Pers tersebut Nirwala Dwi Heryanto mengatakan bahwa Bea Cukai bukan menyewa Buzzer untuk menggiring opini akan tetapi bekerja sama dengan influencer untuk mengedukasi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh eWOM cukup signifikan sampai - sampai harus dilakukan siaran pers demi menjernihkan suasana. EWOM tersebut yang bisa menjadi dampak negatif juga bisa lebih baik diarahkan untuk dimanfaatkan sebagai pembangun citra baik suatu perusahaan atau produk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun