Mohon tunggu...
Ely Widyaswati
Ely Widyaswati Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pembelajar

Mengukir nasihat melalui rangkaian kata yang tersirat makna. Mengikrar tenang atas rangkuman catatan bersarana pena. Semoga hal baik selalu menjumpai pada tiap-tiap bait yang ditafsirkan. Selamat menyelami selaksa kronik atas perjalanan yang disuguhkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebelum Januari Berakhir, Izinkan Asaku Terukir

29 Januari 2025   21:32 Diperbarui: 29 Januari 2025   21:32 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Izinkan harapku terukir | Sumber: Pinterest

Tatap mataku nyalang mencari kabar yang tak kunjung bintang gemintang berikan.

Tuan, apakah kau masih mengingatku? Mengingat insan yang selalu membawa asmamu pada munajat kebaikan.

Tuan, apakah kau masih mengenaliku? Jika nantinya semesta mengizinkan tuk saling berpapasan di persimpangan jalan.

Tuan, ribuan pertanyaan memenuhi delusiku. Melebur menjadi amor fati dalam relungku.

Aku mengaku kalah, aku memilih hilang dan membiarkanmu leluasa berkelana.

Aku membiarkan seluruh hal tentangmu lebur, pergi hilang ke antah berantah debur.

Mengamati dari seberang nun jauh tuk mendengar asmamu tersohor masyhur.

Mendoakan setiap cita baikmu agar Tuhan mudahkan dalam setiap alur.

Tuan, aku telah lama membungkam.

Meniadakan banyak puisi yang ingin kusampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun