Selain itu, siswa juga diajak untuk mengenal sejarah dan filosofi buah kepel yang dulunya menjadi simbol keanggunan bagi putri keraton Yogyakarta. "Dengan mengenal buah kepel, kita tidak hanya menjaga tradisi tetapi juga memahami pentingnya melestarikan tanaman lokal yang hampir punah," ujar salah satu guru.
Kegiatan ini tidak hanya berupa penyampaian informasi, tetapi juga diisi dengan praktik langsung. Siswa diajak melihat tanaman kepel yang telah ditanam di lingkungan madrasah dan belajar cara merawatnya. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencicipi buah kepel yang telah dipanen sebelumnya.
"Saya baru tahu bahwa buah kepel punya banyak manfaat. Rasanya juga unik," kata Fadilla, salah satu siswa kelas 9B.
Kepala MTsN 6 Bantul, Ibu Mafrudah.SAg, M.Pd.I., menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi semacam ini penting untuk memperluas wawasan siswa sekaligus mengajarkan mereka tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa MTsN 6 Bantul semakin peduli terhadap keberagaman hayati Indonesia dan mampu menjadi agen perubahan dalam menjaga kekayaan alam lokal. Ke depan, pihak madrasah berencana untuk mengadakan lebih banyak kegiatan edukatif serupa yang melibatkan siswa secara aktif. (sur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H