Bantul, 14 November 2024 - Dua siswa MTsN 6 Bantul, Muhammad Faiq Zahiy dan Syhrizal Vrizqy Albanny, telah berhasil menciptakan inovasi di bidang ilmu pengetahuan teknik rekayasa (IPTR) dengan mengembangkan batako berbahan dasar sekam bakar, yang mereka beri nama BARKAM. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan batako ramah lingkungan melalui pemanfaatan limbah pertanian, sekaligus sebagai bentuk kepedulian MTsN 6 Bantul terhadap kelestarian lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Faiq dan Syhrizal ini difokuskan pada penentuan komposisi campuran sekam bakar dan pasir yang optimal untuk pembuatan batako, serta mengevaluasi performa BARKAM melalui uji tekan, uji serap air, dan droptest. Menggunakan metode eksperimen dengan jenis data campuran, penelitian ini menguji empat rasio campuran pasir dan sekam bakar, yaitu 6:0, 5:1, 4:2, dan 3:3. Setiap rasio diuji untuk mengetahui ukuran, massa, daya serap air, kekuatan tekan, dan ketahanan terhadap benturan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio campuran 3:3 memberikan performa paling optimal dengan berbagai kelebihan. Batako dengan rasio ini memiliki massa yang lebih ringan daripada batako biasa, menjadikannya lebih praktis dan ekonomis untuk konstruksi sederhana. Namun, batako dengan penambahan sekam bakar yang lebih tinggi memiliki daya serap air lebih besar dan kekuatan tekan lebih rendah. Hal ini menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan dalam pemakaian batako pada konstruksi tertentu.
Selain ramah lingkungan, potensi BARKAM untuk dikembangkan sebagai produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga sangat besar. BARKAM dapat menjadi alternatif ekonomis yang memiliki keunggulan dalam efisiensi biaya produksi dan pengangkutan berkat massa yang lebih rendah dibandingkan batako konvensional.
Kepala MTsN 6 Bantul menyatakan apresiasinya terhadap inovasi ini dan berharap BARKAM dapat menjadi inspirasi bagi para siswa lainnya. "Inovasi BARKAM ini adalah bukti nyata dari kreativitas dan kepedulian siswa terhadap lingkungan," ujarnya. MTsN 6 Bantul akan terus mendukung penelitian berbasis lingkungan seperti ini sebagai bagian dari komitmen madrasah dalam menghasilkan generasi yang inovatif dan peduli pada keberlanjutan.(nov)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H