Mohon tunggu...
Ely Widayati
Ely Widayati Mohon Tunggu... Guru - Guru pemelajar

Perempuan yang mempunyai kegemaran menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

MTsN 6 Bantul Peringati Hari Kesaktian Pancasila dengan Upacara Khidmat

1 Oktober 2024   10:58 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bantul-MTsN 6 Bantul) - Setiap tanggal 1 Oktober, MTsN 6 Bantul rutin memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Pada tahun ini, upacara dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Oktober 2024, di halaman madrasah dengan Kepala Tata Usaha, Nur Latif, bertindak sebagai pembina upacara. Mengusung tema "Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas", upacara ini menjadi momen penting untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berkorban jiwa, raga, dan harta demi memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang diambil dari buku Pancasila karya Hairul Amren Samosir mengingatkan pada perjuangan pahlawan revolusi. Pada peristiwa G30S/PKI, enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat gugur. Pemberontakan ini terjadi pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, yang melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan anggota PKI di bawah pimpinan Dipa Nusantara (DN) Aidit. 

Mereka berupaya menggulingkan Presiden Soekarno dan mengubah dasar negara Pancasila menjadi komunis. Mayat tujuh perwira tersebut ditemukan pada 4 Oktober 1965 di sebuah sumur sedalam 12 meter di lokasi yang kini dikenal sebagai Lubang Buaya, Jakarta Timur. Para pahlawan yang gugur adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Harjono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean. 

Selain itu, Ade Irma Suryani, putri bungsu Jenderal Abdul Haris Nasution, juga menjadi korban. Di tempat terpisah, Kepala Madrasah, Mafrudah, yang sedang menjalankan agenda di Kapanewon Pleret, menekankan pentingnya siswa menumbuhkan rasa kebangsaan dan patriotisme. Ia menyatakan bahwa melalui upacara, siswa belajar disiplin, menghargai orang lain, serta mendengarkan dengan khidmat pesan pembina upacara. 

Selain itu, siswa juga diajarkan untuk menghormati simbol-simbol negara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib lainnya dengan penuh semangat. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bangga atas perjuangan para pahlawan yang telah membela negara. Oleh karena itu, generasi muda memiliki kewajiban untuk menghargai, mengapresiasi, dan meneruskan semangat juang para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. (zae)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun