Mohon tunggu...
Dhini Elyta Pratiwi
Dhini Elyta Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang tertarik terhadap isu politik dan hubungan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Demokrasi Berjalan dalam Pandangan Ilmuwan Plato

9 Desember 2024   19:50 Diperbarui: 9 Desember 2024   19:47 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dimana rakyat memegang kuasa dalam pelaksanaannya. Namun, dibalik hal tersebut masih banyak tantangan tersendiri yang muncul jika tidak disertai dengan kebijakan yang sesuai dengan logika dan membuat ketimpangan terjadi dalam masyarakat. Opini ini sebagai pengetahuan atas perspektif Plato terhadap demokrasi.

Berdasarkan sejarah, Plato (427 SM-347 SM) merupakan tokoh filsuf dan juga matematikawan yang berasal dari Yunani. Ia berguru kepada tokoh besar Socrates sekaligus menjadi guru dari Aristoteles. Di samping menjadi seorang filsuf yang terkenal pada zaman Yunani Kuno, Plato juga menekuni berbagai ilmu seperti metafisika, epistemologi, etika, politik, dan sains lainnya. Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Republic yang membahas mengenai konsep keadilan, negara yang ideal, dan kepemimpinan. Selain itu, Plato menjadi penulis philosophical dialogues sekaligus pendiri Akademik Platonik (sekolah tinggi tingkat pertama) di wilayah Barat.

Menurut sudut pandang Plato, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang terbentuk oleh oligarki dan runtuh atas ketidakpuasan rakyat atas terjadinya kesenjangan sosial di masa tersebut. Segala bentuk keputusan didasari oleh pemerintahan yang mayoritas memegang kekuasaan dengan hasrat semata tanpa memandang kebenaran ataupun keadilan, hal tersebut yang membuat pemerintahan menjadi sebuah demokrasi yang lemah. Tentunya, ini sangat bertentangan dengan konsep negara ideal yang dibahas dalam bukunya The Republic bahwa negara yang ideal adalah negara yang adil saat setiap individunya dan kelas sosial yang ada saling menjalankan tugas yang ada sesuai dengan perannya. Plato percaya jika setiap kelas sosial layaknya raja yang bijaksana dalam memimpin, prajurit yang melindungi negaranya, dan rakyat yang bertanggung jawab atas kebutuhannya maka tugas individu atau kelas di suatu negara tidak akan mencampuri urusan yang lainnya.

Dalam pandangannya, Plato sangat menekankan politik yang idealistis dan kepemimpinan yang rasional sehingga tercapai tujuan agar masyarakat menjadi harmonis dan hidup dalam keadilan. Sehingga, baginya demokrasi bukanlah pemerintahan yang ideal sebab terlalu bergantung pada kebebasan tanpa memperhatikan kebijaksanaan. Jika pemerintahan ingin berjalan dengan baik, maka haruslah dipimpin oleh individu yang memahami prinsip kebenaran sejati seperti pada filosof raja.

Demokrasi dalam konteks dasar-dasar logika diketahui dengan analisis mengenai gagasan demokrasi sebagai sistem pemerintahan. Beberapa yang berkaitan antara lain prinsip nonkontradiksi yang apabila suatu argumen bertentangan, maka haruslah dianalisis untuk mencapai suatu hasil yang optimal dan logis. Sebab, dalam prinsip ini suatu pernyataan tidak dapat dinyatakan secara benar maupun salah sekaligus sehingga harus diteliti terlebih dahulu. Selain itu dalam demokrasi pasti terdapat kebebasan dalam berargumen yang siapapun diberikan kesempatan untuk berpendapat dengan catatan harus disertai suatu alasan yang dapat diterima semua pihak. Melalui kebebasan ini, tentu setiap individu harus memiliki pemikiran kritis untuk mencari dan mengevaluasi informasi yang berguna untuk membuat keputusan maupun kebijakan sesuai pada logika, keseimbangan prinsip, dan tidak hanya berfokus pada emosional saja.

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa demokrasi memberi kesempatan kepada semua pihak untuk berpartisipasi dalam politik. Hal ini tentunya harus disertai dengan keseimbangan dalam prinsip-prinsip keilmuan dan implementasi agar kesejahteraan dan keadilan dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun