Mohon tunggu...
Elyshabet Sekar
Elyshabet Sekar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kira-kira Bagaimana Sejarah Jurnalisme Online atau Multimedia di Indonesia dan Dunia?

13 September 2019   12:09 Diperbarui: 17 September 2019   14:54 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ISumber gambar: roymorgan.com

Sejarah dan perkembangan jurnalisme online di dunia hingga Indonesia dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh adanya internet.

Terdapat dua cara unutk mendefinisikan jurnalisne nultinedia menurut Deuze (2004) yaitu

Jurnalisme Multimedia: Pertama, sebagai presentasi paket berita di website menggunakan dua atau lebih format media, seperti kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar diam atau gambar bergerak, animasi grafis, termasuk elemen interaktif dan hipertextual. Kedua, sebagai presentasi paket berita dengan beragam media yang terintegrasi, seperti website, usenet newsgroup, email, SMS, MMS, radio, televisi, teletext, koran dan majalah cetak.

Setelah mengethaui definisi jurnalisme multimedia, kita harus mengetahui tonggak sejarah dari jurnalisme multimedia atau yang akrab disebut dengan jurnalisme online. Pada decade terakhir ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuat perubahan yang besar di dunia dalam industri komunikasi, dimana akan besar kemungkinannya terjadi suatu penggabungan media antara media massa dengan teknologi komunikasi. Jurnalisme online/multimedia mengandalkan internet sebagai sarana penyebaran informasi.

Sejarah Jurnalisme Online/Multimedia di Dunia

Secara singkat, awal mula media-media terus berkembang berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg pada abad 18. Lalu disusul oleh radio yang lahir pada tahun 1920an. Ted Nelson yang merupakan mahasiswa sosiologi Harvard yang telah mencetuskan konsep hypertext  pada tahun 1963. Pada tulisan saya dikompasiana sebelumnya telah menyebutkan karakteristik jurnalisme multimedia, hypertext merupakan salah satu karakteristik dari jurnalisme multimedia tersebut. Dari sini, kita dapat mengethaui bahwa hypertext merupakan salah satu tonggak sejarah adanya jurnalisme online/multimedia. Pada tahun 1969 Departemen Pertahanan Amerika Serikat membuat jaringan internet ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Hal tersebut menjadi cikal bakal adanya internet saat ini, padahal tujuan dari Departemen Pertahanan AS adalah untuk menahan serangan nuklir.

Pada tahun 1971 terdapat teletext yang disiarkan di televisi, namun tidak ada interaktif, layanannya dibatasai hingga ratusan halaman, dan sangat lambat. Setelah itu pada tahun 1974 terdapat layanan videotext pertama. Dalam video text pertama ini sangat interaktif, terdapat komunikasi dua arah dengan menggunakan televisi dan telepon. Pada tahun 1974 terjadi persaingan antara tiga teknologi yang ada, yaitu teletext, videtext, dan computers. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Teletext dan videotext sudah dipaparkan penjelasan diatas, untuk computers ini juga sudah interaktif, namun biaya untuk memiliki sebuah computers ini sangat mahal serta jaringan yang dimiliki masih buruk, serta jarang yang memiliki benda ini pada tahun 1974. Pada tahun 1983 terdapat time megazine dengan menami komputer itu sebagai "Machine of The Year". Lalu, disusul oleh apple yang memperkenalkan komputer dengan nama Macintosh dan biaya yang ditawarkan adalah $ 2.495 AS layar monitor B&W bawaan, yang sangat menakjubkan adalah dalam 75 hari ada 50.000 yang terjual. Pada tahun 1985, terdapat 22 negara yang ada di seluruh dunia terlibat dalam videotext dan teletext.

Lahirnya World Wide Web atau yang sering kita dengar dengan kata www, menjadi salah satu tonggak sejarah adanya jurnalisme online/multimedia. World Wide Web ini lahir pada November tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee dari Inggris . Pada tahun 1993 bulan Oktober terdaoat situs jurnalis pertama dan diluncurkan di University of Florida. Tahun 1994-1997 sudah banyak konten yang diposting di internet. Pengguna internet juga semakin banyak.

Ada suatu peristiwa yang besar dan terjadi di Amerika Serikat. Pada tanggal 19 Januari 1998, Mark Drugde membeberkan rahasia besar dari Presiden Amerika Serikat Bill Clinton yaitu tentang perselingkuhannya dengan Monica Lewinsky atau yang lebih dikenal dengan "monicagate". Dalam membeberkan berita besar tersebut, Mark Drugde hanya berbekal sebuah laptop dan modem, dan menyebarkan berita tentang "monicagate" melalui internet. Pada tahun 2000, semakin banyak media-media baru yang lahir dan berbasis internet secara online.

Sejarah Jurnalisme Online/Multimedia di Indonesia

Sejarah jurnalisme online di Indonesia tak lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ada di dunia, hal tersebut membawa pengaruh ke berbagi belahan dunia, begitu juga Indonesia. Internet dikenal di Indonesia pada tahun 1990an, dan dikenal dengan sebutan generasi pertama. Awalnya, membangun sebuah jaringan computer merupakan sebuah hobby saja. Pada tahun 1990an ini banyak situs web berita yang lahir, yaitu; Republika.com, tempointeraktif.com(sekarang tempo.co), www.waspada.co.id, dan kompas.com. Sebelum ada media online, terdapat media cetak, di Indoensia media online hanyalah salinan dari media cetak, berita yang ada di media cetak akan diletakkan di media online. Tidak ada perbedaan isinya dari media cetak dan online, hanya medianya saja yang berbeda.  Namun, situs www.detik.com tidak melakukan hal yang serupa, Pada pertengahan Juli 1998 Detik.com tidak memindahkan versi cetak ke online. Berita-berita yang ada di Detik.com selalu up to date sehingga menjadi acuan situs web oleh banyak orang.

Kasus yang terjadi pada tahun 1998 saat keruntuhan pemerintahan Orde Baru Soeharto 1998. Semua media yang ada di Indonesia dibawah pengawasan dari pemerintah, karena pengawasan sangat ketat, maka munculah media alternative melalui internet. Hal tersebut menjadu salah satu tonggak sejarah jurnalisme online di Indoneisa. Cerita ini sedikit mirip dengan kasus Presiden Amerika Serikat yang dibeberkan melalui internet. Sampai saat ini, terdapat ratusan media online yang diakui di Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun