Mohon tunggu...
Elysabet Zebua
Elysabet Zebua Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Gedung Sate di Kota Bandung

27 September 2023   12:23 Diperbarui: 3 Maret 2025   05:10 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Kota Bandung adalah salah satu ikonik Indonesia yang memiliki sejarah-sejarah di dalamnya. Salah satu sejarah kota Bandung adalah Museum Gedung Sate. Ketika aku sampai di museum tersebut,  seorang edukator bernama M. Wenno Guna Utama menyambut dengan baik. Ia menjelaskan bahwa Gedung Sate merupakan hasil rancangan arsitek Belanda yang bernama Ir. J. Gerber. Gedung Sate merupakan gedung yang unik karena bangunannya memadukan gaya arsitektur Barat dan arsitektur Timur. 

Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 dan selesai pada tahun 1924. Pembangunan Gedung Sate melibatkan kurang lebih 2000 warga pribumi (pada saat itu disebut Romusha) dan mereka dibayar hanya saja tidak dijelaskan berapa besar gaji yang mereka dapatkan saat itu.

Simbol Tusuk Sate yang berada pada puncak bangunan museum tersebut sebenarnya bukan berbentuk Sate melainkan berbentuk Jambu Air. Tusuk dan enam ornamen Jambu Air (namun terlihat seperti Sate dan disebut Tusuk Sate) melambangkan biaya yang digunakan saat pembangunan museum tersebut yaitu sebesar 6 juta Gulden atau setara dengan 48 miliar.

Edukator Wenno juga menjelaskan bahwa rencana awal dibangun Gedung Sate berkaitan dengan pemerintah Hindia Belanda rezim gubernur Jendral J.P. Van Limburg Stirum (1916-1921) untuk memindahkan ibu kota Hindia Belanda yang bermula di Batavia (sekarang disebut Jakarta) ke kota Bandung. Namun, karena terjadi krisis ekonomi (tahun 1930an) rencana tersebut tidak dapat terealisasikan.

Inilah wawasan yang kudapat melalui penjelasan sang edukator. Hatiku berdebar mendengar dan membaca setiap cerita yang mengalun semakin memberi rasa cinta dan bangga pada Indonesia yang telah bertahan dalam menghadapi masa lalu kelam. Aku harap, aku dan kamu (pembaca) akan selalu mencintai dan mempelajari sejarah kita karena itu sebagai identitas Indonesia. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun