“Sebab bagiku mengingat senja sama halnya dengan mengingat kamu”
Beberapa menit yang lalu, hamparan senja masih tampak anggun dan tersenyum malu-malu di balik langit sore. Sinar jingganya meliuk-liuk manja menggoda siapa saja untuk terus memandang. Menarik setiap mata untuk tak melepaskan tatapan meski hanya sekejap.
Hembusan angin sore yang kian menusuk tulang bisa jadi merupakan salah satu salam perpisahan dari senja. Selama ini, tak pernah ada yang tau dengan pasti kapan senja akan benar-benar pergi. Sebab, senja bisa saja tiba-tiba menghilang secepat kedipan mata.
Senja yang terus kuingat meski hanya sempat kunikmati dalam sekejap. Singkat, namun begitu melekat dan sulit kuangkat dari pikiran. Senja yang tenang. Senja yang diam-diam membuatku menyimpan sejuta pertanyaan namun tak pernah berani kuutarakan.
*****
Kamu adalah satu dari sekian banyak wanita yang pernah aku kenal. Namun, kamu akan menjadi satu-satunya wanita yang akan selalu aku kenang.
Kamu adalah wanita yang begitu memuja senja. Kamu begitu menggilai senja. Katamu senja itu seperti cerminan dirimu. Senja yang begitu tenang, diam, dan penuh dengan teka-teki. Sama halnya dengan dirimu yang juga begitu tenang, diam, dan menyimpan sejuta teka-teki yang sulit untuk dipecahkan.
*****
Aku lupa bagaimana awalnya hingga aku menjadi tergila-gila bahkan nyaris hilang kewarasanku. Jika kamu begitu menggilai senja maka berbeda denganku yang begitu menggilai kamu. Sosokmu yang anggun mampu membuatku terjerat. Terlebih lagi pribadimu yang tenang mambuatku semakin terpikat.
Singkat cerita, kita berkenalan di bawah langit senja di Pantai Kuta, Bali. Aku memberanikan diri meminta pin BBM-mu. Dari perkenalan singkat itu, mengalirlah cerita-cerita baru tentang kita yang bermuara pada satu kisah rumit yang disebut cinta.
*****