Mohon tunggu...
Elysa Pasupati
Elysa Pasupati Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan bekerja, seorang istri, dan ibu bagi 2 princess yang lucu2

Just want to share from heart....:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati yang Sederhana....

16 November 2011   07:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urai Mengurai kalimat kalimat tanpa suara Bagai jari jemari yang menciptakan keajaibanya sendiri Kau kirimkan  aku sebuah foto... Mengapa kau tutupi wajah mu itu! tulis ku Aku ini jelek tulis mu Aku ini kelam dan parut tulis mu Tapi.... Mengapa aku bisa mendengarmu berdendang indah Mengapa aku bisa mendengar suara bening mu padahal engkau membisu Katakan..!, mengapa aku bisa mendengarmu?? Tuliskan!..mengapa?? Wahai jiwa yang bertahan di tengah padang pasir Kini..aku tengah meraba dan melukis meraba hatimu.... melukiskan ritme jiwamu... seiring waktu Remang remang kian terang kini Lukisan ku kian jelas kini Kalimat kalimatmu yang angin kirimkan padaku  penuh kesederhanaan tentang kehidupan Untaian doa dan titipan mimpi keluarga di pundak mu... Aku tidak punya pilihan lain...., tulismu Aku disini demi mereka..., tulismu Aku harus...., tulis mu Walau kau harus jauh dari pelukan pertiwi dan dekat dengan desir desingan peluru? tulisku Walau kau harus jauh dari segarnya air gletser pegunungan dan dekat dengan gundukan pasir kehampaan? tulisku Iya..tulis mu Iya...tulis mu lagi Wahai ....jiwa yang dilarut lautan pasir Apakah kau tahu..... Aku disini demi mu.. Demi merasa  indahnya kesederhanaan hatimu... Demi mendengar suara indah jiwa mu... Dan .....kini.. Selesai sudah lukisan ku !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun