Dalam sebuah CV pemateri kegiatan seminar yang saya ikuti, beliau menyebutkan bahwa motto hidupnya adalah lima puluh samadengan nol (50 = 0), Sembilan puluh Sembilan samadengan nol (99 = 0) dan serratus sama dengan satu (100 = 1)
Ada yang tahu maksud dari motto tersebut?
Ya, benar sekali kawan, beliau menjelaskan bahwa motto tersebut adalah perumpamaaan sebuah fokus pada diri manusia dalam berliterasi. Beliau menjelaskan mengenai motto tersebut adalah sebuah perumpamaan, Seperti saat kita masih bersekolah SD, berada dalam ruang kelas, ilmu yang siswa terima akan berbeda tergantung bagaimana tingkat kefokusan mereka.Â
Seperti jika seorang siswa yang berada di ruang kelas, tetapi pikirannya berada di mana-mana, itu adalah ibarat 50 = 0, jadi karena fokus siswa tersebut kurang, maka tidak sempurna ilmu yang mereka dapat, begitu juga 99 = 0 itu adalah perumpamaan siswa yang berada di kelas, memperhatikan tetapi dia juga sibuk memikirkan kepentingan lainnya. Dan 100 = 1, itu adalah perumpamaan seorang siswa, yang menempatkan dirinya sepenuhnya untuk belajar, baik diri maupun pikirannya berada pada ruangan dan mendengarkan penjelasan dari seorang guru. Dan siswa terakhir inilah yang nantinya akan mendapatkan ilmunya dengan baik, karena mereka fokus dengan sempurna.
Nah, itulah penjelasan mengapa penting menanamkan fokus dalam berliterasi, yaitu supaya hasil yang kita dapatkan utuh, dan pemateri mengibaratkan bahwa kita yang berliterasi dengan fokus yang setengah-setengah, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa.
Kemudian, apa sih yang harus kita tanamkan pada diri, supaya lebih mudah dalam berliterasi?
Open mind (berpikir terbuka)
Kenapa kita tidak bisa open mind? Karena kita berpikir ketika kita open mind itu akan menghadirkan hal-hal baru dan meninggalkan hal lama. Seperti seorang muslim yang berpikir bahwa ketika kita mendengarkan kajian-kajian suatu aliran tertentu, itu dapat mengubah akidah/ pemahamannya, padahal konsepnya tidak begitu.
Yang menjadikan kita berpikir tebuka yaitu karena pengalaman kita sebelumnya
Dalam perkembangan teknologi, banyak yang berpikir bahwa teknologi bisa menggantikan manusia, seperti robot yang diciptakan manusia, padahal pada kenyataanya robot tersebut adalah hasil pemikiran manusia, dan jika dianalogikan tidak mungkin, robot mampu menggantikan peran manusia sepenuhnya.
Mengapa literasi itu penting?Â