Mohon tunggu...
elyernawati
elyernawati Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM

ATLM dan ibu yang suka travelling

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenali Benjolan Pada Payudara, Kanker Payudara kah ?

18 Januari 2025   18:31 Diperbarui: 18 Januari 2025   18:31 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Peradangan pada jaringan payudara yang dialami oleh ibu menyusui. Gangguan ini menyebabkan abses (kumpulan nanah) pada jaringan payudara. Infeksi bakteri pada jaringan payudara dan penyumbatan di duktus (saluran yang membawa ASI dari kelenjar payudara ke puting) bisa memicu kondisi ini.

6. Nekrosis lemak

Kerusakan kelenjar lemak di payudara, yang umumnya terjadi akibat cedera, setelah menjalani operasi, atau setelah mendapat terapi radiasi pada payudara.

7. Papiloma intraduktal

Tumor jinak yang terbentuk di duktus. Ini merupakan saluran yang membawa susu dari kelenjar susu (lobulus) ke puting payudara. Tumor terbentuk dari jaringan fibrosa, kelenjar, dan pembuluh darah. Penyakit umumnya menyerang wanita yang berusia 35 hingga 55 tahun.

Sementara gejala dari benjolan yang perlu diwaspadai, di antaranya:

  • Benjolan semakin membesar.
  • Benjolan terasa padat dan tidak bergeser jika digerakkan.
  • Benjolan tidak hilang setelah siklus menstruasi berlangsung. 
  • Kulit payudara memerah, mengeras, atau mengkerut seperti kulit jeruk.
  • Payudara memar tanpa sebab yang jelas.
  • Puting masuk ke dalam atau memiliki bentuk yang tidak normal.
  • Puting mengeluarkan darah.
  • Muncul benjolan baru.
  • Muncul benjolan di ketiak.

Langkah diagnosis pada benjolan yang pertama dilakukan dengan wawancara medis lengkap dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik payudara. Kemudian, dokter akan melakukan tes penunjang seperti Mamografi, USG, MRI, Duktografi/Galaktografi, ataupun Biopsi sampel jaringan. 

Benjolan tidak dapat dicegah jika pemicunya perubahan hormon yang tidak dapat terkontrol. Setiap wanita dapat melakukan teknik SADARI (periksa payudara sendiri) guna mendeteksi adanya benjolan pada payudaranya. Langkah pencegahan lain dengan SADANIS (pemeriksaan payudara klinis), oleh petugas medis. Setiap wanita disarankan menjalani SADANIS secara berkala, yakni setiap 3 tahun pada wanita berusia 20 hingga 40 tahun dan setahun sekali bagi wanita di atas 40 tahun. 

Sedangkan untuk kanker payudara merupakan penyakit dimana sel - sel payudara abnormal tumbuh diluar kendali dan membentuk tumor. Jika dibiarkan, tumor tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh termasuk jaringan payudara terdekat (invasi) dimana nantinya tumor akan menyebabkan benjolan dan penebalan yang berakibat fatal.

Kanker payudara menjadi jenis kanker yang menempati posisi penyumbang kematian terbesar di Indonesia, dengan angka kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa. Berdasarkan data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Kanker payudara memiliki kombinasi gejala, terutama bila sudah berada di stadium lanjut. Kebanyakan penderita tidak akan merasakan gejala apapun saat kanker payudara masih ada di tahap awal. Inilah salah satu alasan mengapa kanker payudara menempati posisi penyumbang kematian terbesar di Indonesia.

Beberapa gejala kanker payudara meliputi :

  • Benjolan atau penebalan payudara, biasanya tidak disertai dengan rasa nyeri
  • Perubahan ukuran, bentuk atau penampilan payudara
  • Terdapat perubahan kulit payudara seperti kemerahan, mengeras dan kasar seperti kulit jeruk
  • Keluar cairan dari puting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun