Mohon tunggu...
Ellya Syafriani
Ellya Syafriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi yang ga mahabisa

Masih dan akan tetap dalam proses belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Beradaptasi dengan Kembali Belajar

3 Januari 2021   10:19 Diperbarui: 3 Januari 2021   10:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kembali belajar di awal 2021 merupakan kegiatan mengedukasi diri sendiri yang tidak dapat dihindari. Belajar untuk diri sendiri, atau belajar untuk persiapan 'masalah' yang menghadang.  

Januari 2021, menjadi perenungan yang tidak terlewati oleh semua orang. Meratap mengapa hanya bisa diam di kurungan, dan tidak dapat melakukan hal banyak di luar untuk melewati beberapa hal yang sudah berjalan. 

Kalau di beberapa tahun lalu dor dor dor di langit bisa dinikmati bersama jutaan orang, sekarang suara itu agaknya memendam di beberapa tempat yang tidak rawan. Bahkan suaranya hanya berbisik, menggelitik perasaan yang geli akan kejutan sejak Februari 2020. Corona ini membuat teriak petasan menghilang. Memaksa semuanya harus bergerak dari dalam rumah, apa-apa dari rumah. Belajar dari rumah, ibadah dari rumah, bahkan pendidikan juga dilakukan dari rumah.  

Anak TK, anak SD, anak SMP, anak SMA, bahkan mahasiswa harus siap menghadapi perubahan akan dari corona. Tidak hanya beradaptasi dari hilangnya suara petasan, bahkan Januari juga menjadi bangunnya pemikiran mahasiswa untuk persiapan ujian. 

Obrolan yang masih terbatas layar tanpa mengenal sosok pemilik suara, kadang agaknya suatu hal yang aneh untuk dilewati beberapa bulan ini. Namun, seluruh adaptasi itu harus bisa dijalani dengan motto 'kembali belajar'.

Kembali belajar tidak terpaku pada buku, atau tulisan, atau hitungan dengan rumus-rumus yang menghantui. Kembali belajar kerap dilakukan dengan membangunkan lalu menyadarkan isi hati untuk kembali mengolah dan memanfaatkan waktu perihal apa-apa saja yang terjadi selama ini agar tidak menjadi kesia-siaan. Kembali belajar untuk menghargai tiap momen itu sulit, namun hal itu harus ditanamkan dengan beradaptasi bersama kesulitan.

Berhubung saya menduduki 'profesi' sebagai mahasiswa, saya ingin bercerita perihal kegundahan belajar tanpa menangkap sosok pengajar secara langsung. Sangat sulit untuk membaca gerak-geriknya dan cara beliau melangkah, tidak seperti saat SMA dulu mudah sekali untuk membaca sosok pengajar dengan menangkap pandangannya tanpa adanya batasan layar. Sulit juga menjawab beberapa pertanyaan dari teman yang belum pernah dijumpa bercerita secara langsung. 

Namun, tiap kesulitan harus diatasi dengan adaptasi-adaptasi baru yang mungkin selama ini belum pernah dilakukan. Kecanggungan untuk berbicara itu saya lakukan dengan mengobrol melalui aplikasi google meet, atau zoom. Tertawa di sana dan ikut mendengarkan bagaimana mereka berceloteh panjang tentang keanehan para tetangga. Kerap kali, di akhir pertemuan online itu ditutup dengan kalimat ah, kapan ya kita jumpa? 

Padahal sebelumnya, saya bukanlah orang yang memiliki keinginan untuk hal seperti itu. Namun, kembali belajarlah untuk segala hal yang belum pernah kau coba, apalagi menjadi mahasiswa merupakan tuntutan untuk dapat berbicara dengan siapa pun dan di mana pun.

Kesulitan dikarenakan tidak pernah berjumpa, atau tidak mengenal secara langsung siapa pengajar adalah beban. Akan tetapi hal tersebut mudah untuk dilewati dengan beradaptasi kembali belajar. 

Kembali belajar setelah patah hati karena pembatalan pengumuman belajar di luar jaringan. Kembali belajar untuk ego yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun