Mohon tunggu...
Elya Rachma
Elya Rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammdiyah Prof. Dr. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keamanan Siber: Ancaman Terbesar bagi Ekonomi Digital Indonesia

4 Oktober 2024   19:24 Diperbarui: 4 Oktober 2024   19:27 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa FEB Uhamka

Dalam era digital yang berkembang pesat, Indonesia telah memposisikan dirinya sebagai salah satu pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dengan populasi yang besar dan tingkat adopsi teknologi yang terus meningkat, negara ini memiliki potensi luar biasa untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terkemuka hingga tahun 2045. Namun, di balik peluang besar ini, terdapat ancaman yang semakin meningkat dan berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yaitu keamanan siber.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, ancaman siber juga berkembang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Serangan siber yang semakin canggih dan terorganisir menjadi tantangan utama bagi perusahaan, pemerintah, dan individu di Indonesia. Dari pencurian data sensitif hingga pemerasan digital, ancaman-ancaman ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial yang besar, tetapi juga mengancam kepercayaan publik terhadap insfrastruktur digital yang menjadi tulang punggung ekonomi modern.

Dalam konteks ekonomi digital Indonesia, keamanan siber menjadi semakin krusial mengingat pertumbuhann pesat sektor e-commerce, fintech, dan layanan digital lainnya. Transaksi online yang meningkat tajam membawa risiko keamanan yang lebih besar, terutama dalam hal perlindungan data konsumen dan integritas sistem pembayaran. Tanpa langkah-langkah kemanan yang memadai, potensi kerugian akibat serangan siber dapat mencapai triliunan rupiah per tahun, tidak hanya mempengaruhi perusahaan besar tetapi juga UMKM yang semakin bergantung pada platform digital.

Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya keamanan siber dalam mendukung visi ekonomi digital negara. Berbagai inisiatif telah diluncurkan, termasuk pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan pengesahan undang-undang perlindungan data pribadi. Namun, tantangan yang dihadapi masih sangat besar. Kesenjangan antara kebutuhan keamanan siber dan ketersediaan tenaga ahli di bidang ini masih sangat lebar, sementara investasi dalam infrastruktur keamanan siber masih perlu ditingkatkan secara signifikan.

Menjelang tahun 2045, diprediksi bahwa ekonomi digital akan menjadi pilar utama perekonomian Indonesia. Dengan visi menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia. Indonesia harus memastikan bahwa fondasi digitalnya tidak hanya kuat tetapi juga aman. Ini berarti mengembangkan ekosistem keamanan siber yang komprehensif, melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Salah satu aspek kunci dalam memperkuat keamanan siber adalah peningkatan kesadaran dan pendidikan. Mulai dari level sekolah dasar hingga perguruan tinggi, kurikulum pendidikan perlu diperbarui untuk memasukkan pemahaman dasar tentang keamanan digital. Selain itu, program pelatihan dan sertifikasi keamanan siber perlu diperluas untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan keamanan digital masa depan.

Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi keamanan siber juga menjadi prioritas utama. Indonesia perlu mendorong inovasi lokal dalam bidang ini, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk menjadi pemain global dalam industri keamanan siber. Pengembangan teknologi seperti kecerdasan buatan dan blockchain untuk keamanan dapat membuka peluang baru bagi startup dan perusahaan teknologi Indonesia.

Kerjasama internasional dalam menghadapi ancaman siber juga menjadi semakin penting. Mengingat sifat lintas batas dari kejahatan siber, Indonesia perlu memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional dalam berbagai informasi, pengembangan kapasitas, dan penegak hukum. Partisipasi aktif dalam forum-forum keamanan siber global akan membantu Indonesia tetap up-to-date dengan tren ancaman terbaru dan praktik terbaik dalam mitigasi risiko.

Sektor swasta, terutama perusahaan teknologi dan finansial, memiliki peran krusial dalam memperkuat pertahanan siber nasional. Adopsi standar kemanan yang ketat, investasi dalam teknologi keamanan terkini, dan berbagi informasi ancaman secara proaktif dengan pemerintah dan sesama pelaku industri akan menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan tangguh.

Menjelang tahun 2045, Indonesia juga perlu mempertimbangkan implikasi keamanan dari teknologi emerging seperti quantum computing, Internet of Things (IoT), dan 6G. Teknologi-teknologi ini, sementara menawarkan potensi tranasformatif bagi ekonomi digital, juga membawa tantangan keamanan baru yang perlu diantisipasi dari sekarang. Pengembangan strategi keamanan siber jangka panjang yang fleksibel dan adaptif menjadi kunci untuk mengamankan masa depan digital Indonesia.

Akhirnya, membangun budaya keamanan siber di seluruh lapisan masyarakat menjadi tantangan sekaligus keharusan. Ini melibatkan tidak hanya aspek teknis, tetapi juga perubahan perilaku dan mindset. Masyarakat Indonesia perlu memahami bahwa keamanan siber bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau perusahaan besar, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Dengan pendekatan holistik ini, Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk ekonomi digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan hingga tahun 2045 dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun