Ada kalanya aku merasa bahwa jatuh cinta lebih menyerupai jatuh dari ketinggian yang tak terukur. Sebuah tarikan gravitasi yang tak bisa dilawan, yang pada akhirnya hanya berujung pada benturan yang menyakitkan. Aku pernah percaya bahwa cinta adalah anugerah, sesuatu yang harus disyukuri. Namun kini, di titik ini, aku mulai bertanya-tanya: jika cinta benar-benar hadiah dari Mu, mengapa ia begitu sering datang bersama luka?
Aku telah mencintai dengan segenap hati, tetapi cinta itu tak selalu menemukan jalannya kembali kepadaku. Aku telah memberi tanpa batas, hanya untuk menyadari bahwa pemberian itu tak selalu dihargai. Aku telah berharap, berjuang, dan bertahan, tetapi pada akhirnya, semua terasa seperti debu yang ditiup angin, lenyap tanpa jejak yang berarti.
Maka, aku pun berdoa, "Tuhan, aku tak mau jatuh cinta lagi." Aku lelah dengan harapan yang berujung kekecewaan. Aku letih menata hati yang terus saja remuk, seperti gelas kaca yang berulang kali terjatuh. Aku ingin membebaskan diriku dari siklus yang sama; jatuh, berharap, mencintai, lalu hancur.
Namun, dalam keheningan, aku mulai bertanya pada diriku sendiri: benarkah aku tak ingin jatuh cinta lagi, atau aku hanya takut menghadapi kemungkinan kecewa yang lain? Bukankah cinta juga yang membuatku merasa hidup, memberi arti pada segala hal yang kulakukan? Bukankah cinta yang tulus bukan sekadar tentang memiliki, tetapi tentang memberi, tentang keberanian untuk merasakan, meski tak selalu berbalas?
Tuhan, jika memang cinta masih harus datang dalam hidupku, jangan biarkan ia menjadi beban. Ajarkan aku mencintai tanpa ketakutan. Jika cinta harus datang kembali, biarkan ia tumbuh dengan kedewasaan, bukan sekadar gejolak yang tak terkendali. Dan jika akhirnya aku tetap harus berjalan sendirian, ajarkan aku untuk menerima bahwa cinta yang paling sejati adalah yang datang dari Mu, cinta yang tak akan pernah mengecewakan.
Aku mungkin masih takut. Aku mungkin masih ragu. Tapi aku juga tahu, bahwa sejauh apa pun aku mencoba lari, cinta akan selalu menemukan jalannya untuk mengetuk pintu hati ini lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI