Dalam pasar yang semakin kompetitif, keberhasilan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) tidak hanya bergantung pada kualitas produk dan layanan mereka, namun juga pada keterampilan manajemen keuangan yang efektif. Sebagai bagian penting dalam bisnis, pengelolaan keuangan yang cermat adalah kunci terpenting untuk mengatasi tantangan dan mencapai profitabilitas yang maksimal.
Cara meningkatkan keuntungan yang terbukti dan efektif adalah dengan menerapkan analisis cost-volume-profit (BVL) dengan pendekatan multiproduk.Teknik ini sangat berguna bagi para pebisnis seperti Pak Park Nardi yang memproduksi berbagai jenis tahu, untuk lebih memahami bagaimana kombinasi produk yang diproduksi dapat memberikan kontribusi keuntungan yang optimal.Toko tahu Nardi mempunyai produk yang beragam seperti tahu goreng, tahu sutra, dan tahu isi. Setiap produk mempunyai biaya produksi, harga jual, dan jumlah penjualan yang berbeda-beda.
Misalnya, tahu goreng yang populer memiliki biaya produksi lebih rendah dan harga jual lebih tinggi dibandingkan tahu sutra yang biaya produksinya lebih tinggi.Dengan menggunakan analisis BVL, Nardi dapat mengidentifikasi produk mana yang paling menguntungkan dan mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien untuk meningkatkan keuntungan. Teknik ini juga membantu eksekutif seperti Park memprioritaskan produk yang paling menguntungkan berdasarkan margin kontribusi dan volume penjualan.
 Analisis BVL pada dasarnya menghubungkan biaya tetap, biaya variabel, penjualan, dan keuntungan. Memahami konteks ini sangat penting dalam konteks UMKM, yang seringkali beroperasi gdengan sumber daya yang terbatas. Misalnya, jika margin keuntungan tahu goreng lebih besar dibandingkan dengan tahu sutra, Pak Nardi mungkin akan memprioritaskan produksi tahu goreng untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan tidak hanya biaya produksi, namun juga volume penjualan dan permintaan pasar.Mengingat pasar bisa berfluktuasi, maka pengusaha perlu cerdas dan mengambil keputugsan berdasarkan analisis yang lebih detail.
Pak Nardi menggunakan analisis BVL multiproduk untuk menentukan titik impas kombinasi produk yang ada, yaitu berapa banyak produk yang harus dijual untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan keuntungan Mengetahui titik impas sangat penting karena UMKM perlu menjaga keseimbangan antara biaya tetap dan pendapatan agar usahanya tetap berjalan lancar.
Dengan informasi tersebut, Nardi dapat mengambil keputusan yang lebih strategis dalam mengelola kapasitas produksi, harga jual, dan sumber daya yang ada. Hal ini juga dapat memengaruhi cara Anda mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan yang lebih menguntungkan untuk produk Anda.Namun ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini, seperti tingkat persaingan pasar, kapasitas produksi yang tersedia, dan potensi pasar produk lainnya. Meski tahu goreng memiliki keuntungan lebih tinggi dalam contoh ini, bukan berarti Nardi harus mengabaikan produk lainnya.Tahu sutra dan tahu isi masih memiliki pasarnya sendiri dan harus dipertimbangkan juga.
Oleh karena itu, analisis BVL memberikan fleksibilitas kepada pengusaha untuk merencanakan alokasi sumber daya dengan lebih efisien, meminimalkan pemborosan, dan memaksimalkan hasil yang dicapai. Selain itu, pengambilan keputusan berdasarkan analisis BVL dapat membantu pengusaha merencanakan penggunaan waktu, tenaga, dan bahan baku dengan lebih efisien. Bagi Nardi, alokasi bahan seperti kedelai, minyak nabati, dan bahan pengisi tahu akan lebih tepat sasaran jika didasarkan pada data akurat dari analisis BVL. Hal ini mengurangi pemborosan bahan baku yang tidak terpakai dan meningkatkan efisiensi proses produksi.
Misalnya, jika Pak Nardi memutuskan untuk meningkatkan produksi tahu goreng, ia akan lebih fokus pada pengelolaan bahan mentah dan tenaga kerja, yang akan menghasilkan margin keuntungan keseluruhan yang lebih tinggi.Salah satu fitur utama yang membuat analisis BVL sangat berguna bagi UMKM adalah kemampuan untuk melakukan simulasi berbagai skenario.Dalam dunia bisnis, kondisi pasar seringkali berubah dengan cepat, seperti kenaikan harga produk, perubahan permintaan konsumen, dan perubahan tren pasar.
Dengan menggunakan analisis BVL, pengusaha seperti Pak Nardi dapat memprediksi bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi harga jual dan margin keuntungan. Misalnya, jika harga bahan tahu seperti kedelai naik signifikan, Pak Nardi bisa menggunakan simulasi untuk memahami seberapa besar dampaknya terhadap keuntungan dan memutuskan apakah akan menaikkan harga jual, menurunkan margin keuntungan, atau menurunkan harga dapat ditentukan, Bahan baku alternatif. Simulasi ini memungkinkan pelaku ekonomi untuk beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan pasar dan mempertahankan keuntungan meskipun ada pengaruh eksternal.
Selain itu, analisis BVL juga dapat digunakan untuk mengukur dampak keputusan strategis lainnya. Misalnya, jika Pak Nardi ingin mendiversifikasi produknya atau memasuki pasar baru, dia dapat menggunakan analisis BVL untuk memperkirakan bagaimana langkah ini akan mempengaruhi keuntungan keseluruhan dan titik impas dari lini produknya yang sudah ada.Hal ini memungkinkan pengusaha untuk mengambil keputusan lebih tepat dan mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul di masa depan.