Kalian tahu gambar ambigu? Yang paling terkenal adalah gambar dua wajah berhadapan sekaligus vas bunga. Juga gambar wajah wanita cantik sekaligus nenek keriput. Dihadirkan dalam satu bingkai, namun dapat diterima penglihatan sebagai gambar yang berbeda. Seringkali peristiwa yang terjadi dalam kehidupan juga demikian. Menyuap, Atau diperas? Diperkosa, Atau menggoda? Merebut suami orang, Atau tertipu pria beristri? Dianiaya majikan, Atau terlalu tidak profesional? Ditabrak sopir yang ugal-ugalan, Atau mengendarai motor tanpa memperhatikan kaca spion? Ditinggalkan oleh lelaki yang tak bertanggungjawab, Atau menyerahkan kehormatan begitu saja? Dirampas haknya untuk mencari nafkah, Atau mendirikan warung sembarangan di pinggir jalan? Pemerintah yang tidak tanggap menghadapi gizi buruk, Atau masyarakat yang malas menghidupkan posyandu? Begitu relatif sekaligus membingungkan. Terutama jika kita diharuskan untuk menentukan siapa yang (patut di-)salah(kan). Tentu jika saya sudah menulis "ditabrak sopir yang ugal-ugalan, atau mengendarai motor tanpa memperhatikan kaca spion?", dengan mudah kita bilang "ya salah dua-duanya dong". Sayangnya apa yang terjadi tidak tertulis sejelas itu kan? Ada asumsi, ada simpati, ada keberpihakan, ada pendapat yang dominan, yang tidak tahu apakah semua itu akan membawa kita pada kesimpulan yang benar. Perlu mata yang lebih tajam untuk melihat (atau mungkin mata tambahan untuk bisa melihat dari sisi yang lain), telinga yang lebih peka untuk mendengar, dan yang terpenting, hati serta akal yang mau diajak berpikir lebih keras. Jangan hanya mulut yang bekerja lebih dulu. Tak terbayang begitu sulitnya pekerjaan seorang hakim. Karena kehidupan tidak melulu hitam putih, dan bahkan hitam pun tak selalu tampak sebagai hitam. Dengan pengalaman hidup yang baru seujung kuku ini, yang bisa saya petik hanyalah bahwa Tuhan memang Maha Adil. Dia menentukan siapa yang berhak atas pahala, menentukan mereka yang layak mendapat dosa, dengan cara dan pertimbangan yang tidak pernah setitik pun bisa manusia bayangkan. Tulisan yang sama bisa dibaca di note Facebook http://www.facebook.com/notes/leiyla-elvizahro/tentang-hidup-yang-tak-melulu-hitam-putih/372930483308
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H