Mohon tunggu...
Elvionita Gates
Elvionita Gates Mohon Tunggu... -

I am wonderful on my way. I am the Queen in my life. Keep spirit do my best. God is Good. Loving my life as much as I can.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Dalam Kabut

19 Agustus 2014   05:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Part 1

Terawang senja meliputi langit, terdengar burung pipit bersautan. Malang nian burung itu segerintil anak sedang bermain layangan ditempat mereka bernyanyi, salah satu pipit jatuh tertabrak layangan. Malang pula nasib Mirnah burung itu jatuh tepat dikepalanya, sambil merintih Mirnah mengumpat. Sayang senja ini terlalu indah untuk seseorang yang sedang sial nasibnya itulah yang ada dipikiran Mirnah saat itu.

" Anda seharusnya tahu, itu adalah tugas saya, tugas anda hanya mengajarkan Kimia saja !!" Senior itu membentak Mirnah.

" Maaf bu, tapi mengingatkan anak untuk mengingatkan Tuhannya adalah kewajiban seluruh uumat beragama."
" Anda tahu sudah berapa lama saya disini ? saya senior anda "

"Maaf bu saya rasa tidak ada hubungannya kesenioritasan dengan hal ini."

Terbayang kembali kejadian yang menimpanya beberapa jam yang lalu. Hal seperti ini sudah berulang kali terjadi, tapi kali ini hatinya kesal bukan kepalang. Hendak menangis alangkah malu hatinya, hendak mengadu kepada siapa gerangan, hendak menyerah alangkah lemah jiwanya.

" Mirnah ! bagaimana hari ini nduk ?" ibunya bertanya.

" Aku letih bu, aku ingin keluar dari pekerjaan ini. Aku lebih baik menjadi Arsitek lagi saja bu. "

Mirnah... Mirnah dia lpa ada sang ayah disana. " Kau tak boleh keluar ! mau jadi apa bangsa ini kalau tak ada lagi yang bisa mengajar dengan baik. Sudah cukup banyak pendidik di negeri ini yang tak bisa diandalkan, apa kau tak malu pada dirimu !! Aku membesarkanmu bukan untuk menjadi mental tempe !"

Mirnah menduduk melihat sang ayah yang sedaang terbakar, ayah memang mudah terbakar karena dia punya darah Sumatera yang meenempanya menjadi orang yang sedemikian tangguh.

Mirnah kembali memasuki dunia yang baru dimulai nya dari 4 tahun silam. Awalnya ia mengajar di tempat luar biaa tenar, setelah habis kontrak dia memutuskan mengambil dunia ini yang sejak 3 tahun belakangan ini ia ketahui borok dan nanahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun