Berbicara tentang cara mendapatkan passive income, mari kita menggulung kalender kembali ke tahun 2003 (atau 2004, saya kurang ingat), saya bergabung dengan salah satu perusahaan MLM raksasa saat itu. Di dalamnya saya belajar segudang hal tentang bisnis. Rasanya seperti kuliah bisnis sambil dibayar. Di situ pulalah kepala saya yang kata orang ukurannya di atas rata-rata ini diinstall dengan impian akan datangnya masa di mana saya berada dalam kondisi passive income.
Passive income adalah kondisi dimana kita tidak perlu bekerja lagi secara aktif, tapi penghasilan masuk terus bahkan bertambah. Wuenak tenan yo, rek?
Saya sudah pernah sayup-sayup mendengar istilah passive income sebelumnya, tapi karena saya sibuk kuliah dan tidak pernah sempat berkecimpung dalam bisnis apapun, jadinya saya tidak pernah betul-betul mempercayai kondisi tersebut sebagai sesuatu yang nyata. Yang saya percayai waktu itu hanyalah bahwa semakin keras kita bekerja maka semakin banyak duit yang kita dapat. Semakin kita lelah bekerja semakin kita kaya.
Di MLM itu saya bertemu dengan beberapa orang leaders yang tidak hanya mengajarkan bagaimana cara mendapatkan passive income tapi sudah menjalani kondisi passive income (katanya sih). Walaupun dalam kenyataannya mereka masih terbang ke sana ke mari untuk mempertahankan semangat downline-nya, tapi tetap saja mereka (sepertinya) punya lebih banyak waktu luang dibanding kami-kami yang masih di level bawah. Merekalah yang menjadi 'super hero' kami. Foto-foto mereka yang bersanding dengan mobil mewah dan kapal pesiar adalah obat paling mujarab untuk tetap mempertahankan impian sukses ketika motivasi mulai kisut karena presentasi ditolak sana sini.
Tapi saya tidak bertahan lama di MLM itu. Ada beberapa hal dalam MLM dimana saya merasa kurang cocok. Tidak banyak, tapi sangat prinsipil.
Salah satunya adalah saya merasa MLM cenderung membuat para 'pengikutnya' mengukur segalanya dengan materi. Bahkan di sana saya bertemu dengan orang-orang yang merendahkan profesi lain.
"Ngapain jadi karyawan, mending ikut MLM aja. Dijamin sukses!"
"Kamu mau jadi dokter? Capek-capek praktik siang malam tapi tidak bisa sekaya pak Anu yang sudah sampai level Anu?"
"Mending resign aja deh, kerja kantoran nda jelas kayak gitu, kapan suksesnya?"
Hampir setahun saya ikut menelan pola pikir seperti itu. Rasanya seperti ikut sekte aliran sesat. Kita menyembah-nyembah kesuksesan para leaders sambil merendahkan profesi yang bukan 'sales' MLM.
Ya, memang kalau dipikir-pikir pemain MLM itu cuma sales. Tapi mereka didoktrin terus menerus oleh upline-nya sampai akhirnya mereka yakin bahwa mereka adalah business owner (pemilik bisnis). Btw mana ada pemilik bisnis di dunia ini yang tidak punya akses ke kebijakan perusahaan? Mana ada pemilik bisnis yang tidak tahu menahu tentang pengadaan dan stok barang? Mereka hanya disuruh menjual dan menjual. Hellooowww, itu namanya sales!