Sering sekali dalam dialog-dialog tentang bisnis internet, pebisnis internet pemula mengajukan pertanyaan kepada pebisnis internet berpengalaman, "Bagaimana Anda memulai bisnis internet dulu?"
Sekilas pertanyaan tersebut memang terasa perlu untuk diketahui jawabannya. Tentu saja saya setuju bahwa pengalaman pebisnis internet sukses akan sangat membantu dalam akselerasi bisnis kita. Dengan mencari tahu bagaimana mereka memulai semuanya, kita akan tahu langkah apa saja yang perlu dilakukan. Minimal, kita jadi termotivasi oleh cerita jatuh bangunnya mereka.
Tapi tahukah kamu bahwa pertanyaan seperti itu sebenarnya bisa sangat berbahaya untuk bisnis kita kalo kita tidak berhati-hati dan super waspada dalam mencerna jawabannya?
Manusia secara alami sudah dibekali dengan naluri untuk menjauhi kesulitan dan mendekati kenikmatan. Saya tidak sedang membahas tentang penagih utang dan wanita, tapi demikianlah naluri kita bekerja. Di dalam APAPUN yang kita pikirkan dan lakukan, naluri ini otomatis hadir. Mari kita sebut saja naluri ini dengan nama 'naluri mau enaknya saja'. Naluri 'mau enaknya saja' ini bukan diciptakan tanpa maksud. Dengan adanya naluri ini maka kehidupan bisa berjalan normal karena setiap orang berbeda dalam kemampuan mengontrol naluri ini untuk memaksimalkan prestasi hidup mereka. Jadilah dunia menjadi dinamis karena adanya perbedaan tersebut. Seperti yang dilantunkan Bang Haji Rhoma Irama dalam sepotong dialog aneh di lagunya berjudul Perbedaan.
Rhoma: kalau semuanya konglomerat, pasti tak akan ada pembangunan..
Beberapa lelaki cempreng: Tul!! Tul!!
Rhoma: karena kalau semuanya kaya, lalu siapa yang mau bekerja?
Beberapa lelaki cempreng: Tul!! Tul!!
Rhoma: kalau semuanya orang pangkat, pasti tak ada pemerintahan..
Beberapa lelaki cempreng: Tul!! Tul!!
Sekedar mengingatkan, just in case kamu lupa atau pura-pura lupa sama lagu itu!
Lalu apa hubungan 'naluri mau enaknya saja' dengan pertanyaan tadi? Dengan Bang Haji? Dengan beberapa lelaki bersuara cempreng??? Apa, Elvin? Apaaahh? Katakan, Elvin!!!
Tenang. Kalo saja saya nda tau apa hubungannya, matilah saya, artikel ini cukup sampai di sini. Tapi saya tau.
Mari kita lanjut.
Tanpa kita sadari, naluri tadi juga muncul ketika kita menyimak para internet marketers sukses menceritakan awal mereka berbisnis internet. Kalo kita tidak waspada, seringkali naluri ini mengambil alih konsentrasi kita sehingga kita hanya fokus pada aspek-aspek tertentu dari kisah mereka dan celakanya, aspek-aspek tersebut biasanya berupa kelalaian, kemalasan, ketidakdisiplinan, dan sebagainya.
Kenapa? Karena aspek-aspek itu bisa membuat kita tenang. Mendengar bahwa pebisnis sukses awalnya juga sempat malas dan ogah-ogahan, kita jadi merasa tenang. Mendengar pebisnis sukses dulunya juga tidak disiplin dan lebih suka main poker daripada menulis artikel, kita jadi merasa nyaman. Naluri 'mau enaknya saja' yang kita miliki mengarahkan kita untuk merasa nyaman dengan hal-hal seperti itu. Logika parah yang tertarik sebagai kesimpulan kemudian adalah 'malas-malasan juga bisa sukses!'