Terdapat perbedaan lirik lagu Anak Adam dari album Cermin, saat dinyanyikan God Bless dibandingkan dengan Gong 2000. “ITU semua karena paham”, berubah menjadi “INI semua karena paham” Perbedaan kata tunjuk, menimbulkan perbedaan fungsi jarak. Dalam lirik ini bisa diartikan, "demikianlah akibatnya : kalau terjadi perbedaan paham". Terjadi pergeseran dimensi waktu, kapan peristiwa "saling mendendam" itu terjadi ? Saya mengira ini disebabkan lupa lirik, atau "keseleo lidah" saja.... “Membuat sakit hati”, berubah menjadi “Bikin Sakit hati”. Keduanya masih memiliki persamaan makna. Kemungkinannya, kata dasar “buat” yang berimbuhan “me(m)” dirasakan lebih sulit di rapalkan apabila dilagukan. Kata dasar “Bikin” yang lebih sering digunakan pada kata lisan, dianggap lebih praktis. “Telah menjadi MODE masa kini”, berubah menjadi “Telah menjadi SIFAT masa kini”. Ada perbedaan mendasar antara MODE dan SIFAT. MODE biasanya mempengaruhi perilaku yang besifat temporary, dan akan berubah ketika ada hal lain yang menggantikannya. Sedangkan SIFAT lebih dipercaya merupakan bawaan dari lahir, sehingga banyak orang mengatakan akan sulit dirubah. Perubahan KATA ini sebenarnya menimbulkan perubahan MAKNA terhadap apa yang dipersoalkan pada lirik lagu. Kekuatiran yang hanya sekejap, ataukah akan terjadi secara simultan ? Mungkinkah karena rentang waktu perjalanan selama 20 tahunan, maka timbul kesimpulan yang berbeda terhadap “Sang Tokoh” yang dibicarakan, sehingga perlu untuk dirubah ? Sekarang coba perhatikan larik berikut ini :
“Ulah tingkahnya tipu sana-sini, tawa terbahak. Hobi bisik-bisik. Poles-memoles untuk merangsang, semua harga diri, untuk para Cukong. Oh sangat hina”
berubah menjadi “ Tipu sana-sini segala cara, senyum mengabdi, hobi kasak kusuk. Lihat niat sungguh berdosa. Jual diri, oh sakit hati. Ohh sangat hina” Perubahan larik2 diatas merubah peran “Sang Tokoh” sejalan perubahan ruang dan waktunya. Saat masih di God Bless mereka jelas khusus melawan para penjilat CUKONG. Tetapi Gong 2000 pada dimensi berbeda, dilebarkannya sifat buruk penjilat “Sang Tokoh” menjadi bersifat umum. Kemudian perhatikan pada bait-bait berikutnya. Terjadi perubahan bentuk "kata ganti milik tunggal" menjadi "kata ganti milik jamak" di Gong 2000. Kata ganti milik “Si Pencerita” atau “Si Penutur” tampak berubah jelas dari “KU” menjadi “KAMI”.
“Pejamkanlah mataku”, berubah menjadi “Pejamkanlah mata kami” “Palingkan diriku”, berubah menjadi “Palingkan diri kami” “Dendangkanlah untukku”, berubah menjadi “Dendangkanlah untuk kami” “Tunjukkanlah jalanku”, berubah menjadi “Tunjukkanlah jalan kami”
Perubahan kata ganti milik oleh Gong 2000, justru menghilangkan inkonsistensi kata ganti milik pada lirik God Bless. Kalau kita perhatikan lirik God Bless justru terdapat ketidakkonsistenan. Pada awal-awal larik subyeknya selalu tunggal : “Dendangkanlah untuk-KU” atau “Tunjukkanlah jalan-KU”, tetapi mendadak berubah jamak pada : “Pimpin dan ajar KAMI” ? Pada beberapa larik-larik yang lain, terdapat perubahan kata sebagaimana tersebut dibawah ini :
“Nafas hidup nan halus merdu”, berubah menjadi “Nafas hidup nan halus sedih” “Dari masa kebebalan ini”, berubah menjadi “Dari masa kebathilan ini” “bagaikan tiang Sang Saka !”, berubah menjadi “sebagai tiang Sang Saka !” “Genderang kutempa kini”, berubah menjadi “Genderang bertalu kini” “Hanya karena harta”, berubah menjadi “Impian dunia”
Saya menduga, Gong 2000 merekamnya hanya berdasarkan ingatan semata, sehingga menimbulkan ada perubahan imbuhan dan muncul kosa kata baru, walau tidak menimbulkan pergeseran makna kata. Tetapi akhirnya, saya tetap berpendirian bahwa : lirik yang diciptakan DONNY dan BENNY itu merupakan potret catatan fakta pada jamannya. Kata demi kata telah mengalami proses pergumulan yang sangat intens. Kekuatan penangkapan intuisi sejalan dengan keresahan pergumulan otak kreatifnya. Sehingga, jangan gampangan merubah lirik yang telah ada, karena : Kenikmatan syahwat yang dilepaskan, telah terekspresikan pada detail pilihan kosa katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H