Suasana ruangan semakin panas. Semua mentri resah dan terheran-heran dengan sosok kepala desa yang selama ini mereka bangga-banggakan. Pada saat yang bersamaan, tidak ada yang berani mempertanyakan hal apa yang sebenarnya terjadi pada diri Pak Talib.
      "Saya lanjut ya. Nanti banyak waktu kita terbuang sia-sia. Kan lucu kalo di rapat selanjutnya kita harus mengangkat satu mentri lagi. Mentri Waktu. Ha..ha..ha." Tawa Pak Talib meledak, dan para mentri yang menjadi angus dan gosong karena ledakannya.
      "Pajak kita naikkan 15 persen. Iuran listrik dan air juga naik 15 persen."
      "Lah pak tidak bisa begitu."
      "Kenapa tidak bisa?" Pertanyaan tersebut dilemparkan Pak Talib santai.
      "Anu.. Pak.. Kasihan warga." Ujar mentri sosial.
      "Mantap Pak mentri sosial. Kalo gitu, bapak aja yang bantu warga ya." Pak Talib memandang wajah mentri sosial dengan senyum.lalu pandangannya dilayangkan pada seluruh peserta rapat.
      "Ha.. ha.. ha...APRIL MOP!" Pak Talib tidak kuasa meredam geli sedari tadi, kali ini, ditumpahkannya seluruh tawanya menatap mentri-mentrinya yang sudah kepalang bingung menghadapi pemimpin desanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H