Melihat seluruh dampak positif yang didatangkan oleh pengembangan EBT berbasis limbah Kakao, tentunya tidak hanya negara Afrika yang dapat membuahkan hasil, tetapi begitu juga dengan Indonesia. Perkebunan Kakao di Indonesia mencakup area yang sangat luas, otomatis menyisakan limbah yang besar pula.
Selain sangat menguntungkan di masa mendatang, pengembangan EBT dari kulit Kakao juga membantu mengurangi dampak negatif lainnya dari limbah kulit Kakao yang tidak dikelola dengan baik. Limbah tumbuhan Kakao yang dibiarkan akan menciptakan masalah baru bagi lingkungan karena pembusukan akibat penguraian karbon oleh mikroorganisme. Keputusan ada di tangan para pengembang industri Indonesia, untuk tidak mengabaikan permasalahan energi dan mulai melihat peluang pengembangan EBT berbasis limbah cokelat.Â
Dengan mengembangkan limbah cokelat sebagai energi terbarukan, kebutuhan akan energi terpenuhi hingga jangka waktu yang lama, gas emisi berkurang signifikan, limbah perkebunan dan pertanian terminimalisir, dan pastinya kualitas kesehatan mahkluk hidup terjaga. Sudah saatnya kita sadar akan kebutuhan energi di masa depan, menciptakan Energi Baru Terbarukan yang ramah lingkungan. Bukan hanya para inovator dan pemerintah saja yang menggalakkan inovasi EBT, tetapi masyarakat juga harus turut mendukung perubahan dunia ke Energi Baru Terbarukan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H