Perkembangan psikologis manusia dapat diklasifikasikan di beberapa tahapan yang dapat diimplementasikan baik di rumah maupun di sekolah. Pengembang dari teori perkembangan psikologis yakni seorang ahli psikologi bernama Erik Homburger Erikson (1902) yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan psikososial manusia yang membagi 8 tahapan didalam teorinya. Tahapan ini pula diklasifikasi melalui rentang usia dimana secara karateristiknya pun akan berbeda.
Erikson memaparkan 8 tahapan perkembangan yakni tahapan 1 bayi awal (0 - 18 bulan), anak yang berada di dalam lingkungan yang dipercayainya dengan karateristik kepercayaan vs ketidakpercayaan. Tahapan 2 bayi lanjut (18 bulan - 3 tahun), pada tahap ini berfokus pada pengembangan rasa kontrol pribadi atas keterampilan fisik dan rasa kemandirian. Karakteristik tahapan ini yakni otonomi vs rasa malu dan keraguan. Tahapan 3 anak awal (3 tahun - 6 tahun) anak mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya melalui permainan. Tahapan otonomi vs rasa malu dan keraguan. Tahapan 4 anak pertengahan (6 tahun - 12 tahun), anak memperoleh berbagai pengalaman akademik yang dikembangkan oleh sekolah (memasuki dunia nyata). Karateristik tahapan ke 4 yakni ketekunan vs rasa rendah diri. Tahapan 5 masa puber (12 tahun - 18 tahun) tahapan ini anak akan melakukan eksplorasi nilai nilai pribadi, keyakinan dan tujuan hidup dengan karateristik identitas vs kebingungan peran. Tahapan 6 dewasa awal (18 tahun - 40 tahun) tahapan ini diwujudkan melalui komitmen dalam menjalin hubungan dengan orang lain, karateristiknya adalah keintiman vs isolasi. Tahapan 7 dewasa pertengahan (40 tahun - 65 tahun) generativitasi vs stagnasi. Tahapan 8 masa lanjut (65 tahun keatas) integritas vs keputusan dimana seseorang akan melihat kembali kehidupannya.
Pada tahapan perkembangan psikologis kedua yakni masuk pada tahapan bayi lanjut/anak anak (18 bulan - 3 tahun). Tahapan ini anak sudah memiliki kendali diri yang cukup besar termasuk sudah mulai melakukan hal hal sederhana secara mandiri. Contoh yang bisa dilihat yakni saat anak bisa memilih makanan yang disukai, mainan, baju yang digunakan dan lain lain. Dari pilihan itu terlihat anak sudah mampu secara mandiri menentukan pilihannya.
Perlu kita perhatikan juga saat proses pada tahapan berhasil maka kemampuan anak untuk berpikir dan bertindak dengan rasa percaya diri dan mandiri akan meningkat (Autonomy) namun jika tidak berhasil maka akan muncul rasa malu dan penuh keraguan (doubt) dimana akan membatasi kemampuan anak dalam mengekspresikan dirinya. Dari hal diatas maka tahapan dalam perkembangannya menjadi salah satu pertanda dini dalam perkembangan perasaan salah dan benar.
Salah satu penerapannya yang sudah banyak diterapkan pada anak di usia 18 bulan - 3 tahun yakni pelatihan buang air (toilet training). Dalam pelaksanaannya sangat tidak mudah sehingga kita memerlukan beberapa tahapan yang penting untuk mencapai keberhasilan. Tahapannya seperti membiasakan anak untuk menggunakan toilet untuk buang air (tahapan ini diharapkan anak akan cepat beradaptasi), melatih anak untuk duduk di toilet dan menjelaskan fungsi toilet secara sederhana. Tahapan ini dilakukan secara rutin ketika si anak terlihat ingin buang air. Selanjutnya biarkan anak duduk di toilet pada waktu tertentu terutama 15-20 menit setelah bangun tidur dan seusai makan. Tujuannya adalah anak dapat terbiasa dengan jadwal buang airnya.
Saat kegiatan ini berlangsung anak yang sudah berhasil melakukan toilet training maka orang tua harus memberikan pujian kepada anak (mengapresiasikan pencapaian anak) namun apabila kegiatan ini belum berhasil orang tua tidak disarankan untuk menyalahkan anak dan menyerah karena akan mempengaruhi psikologis anak yakni anak akan merasa malu dan penuh keraguan.
Sekali lagi peran orang tua yakni melakukan kontrol sesuai kebutuhan anak, memberikan dukungan pada aktivitas dan proses pembelajaran, serta perlunya keterlibatan dari orang tua sangat bermanfaat untuk peningkatan perkembangan baik secara intelektual, psikologi dan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H