Mohon tunggu...
Elvin Krismaswati Mendrofa
Elvin Krismaswati Mendrofa Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Instructional Design Executive - Siloam Head Office ❤

Small steps in the right direction can turn out to be the biggest step of your life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

24 September 2021   20:57 Diperbarui: 24 September 2021   21:10 2333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori kognitivisme merupakan proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia yang melibatkan aktivitas dan interaksi dengan lingkungan. Jean Piaget (1896-1980) seorang psikolog Swiss yang melahirkan teori kognitivisme tersebut. Jean Piaget menekankan dalam teorinya tentang bagaimana proses belajar atau perkembangan berpikir pada manusia.

Jean Piaget mengatakan bahwa kognitif seorang anak akan terbentuk melalui rangkaian interaksi dengan lingkungannya, serta perkembangan kognitif mereka akan bertumbuh dan berkembang melalui beberapa tahapan. Selain itu, perkembangan anak bukan hanya terkait pengetahuan, namun mengembangkan atau membangun mental seorang anak pun perlu diperhatikan.

Psikolog swiss ini pun menambahkan bahwa anak sudah memiliki pengetahuan yang berasal dari pemikirannya, sebelum mendapatkan informasi dan pengetahuan dari hasil interaksi atau aktivitas.

Jean Piaget mengelompokkan 4 tahapan dari perkembangan kognitif, yakni:

1. Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 tahun)

Dalam tahap ini dijelaskan bahwa pengalaman diperoleh melalui koordinasi pengalaman sensori seperti melihat dan mendengar serta pengalaman motorik seperti menyentuh, memegang, mengambil barang dll.

Selain itu Jean menegaskan bahwa pada tahapan ini anak belum memiliki objek secara permanen/consistency dan objek/peristiwa terjadi secara alami dari hasil tindakannya sendiri.

Contoh saat anak diberikan mainan gemerincing, saat digoyangkan mainan tersebut menghasilkan bunyi, maka bayi akan tertawa sambil menggerangkan tangan dan kakinya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tahap sensorimotorik adalah saat anak belajar mengenal dunia melalui sensori (indra) dan motor (gerakan).

2. Tahap Preoperasional (2-7 tahun)

Pada tahap kedua anak mulai mengenal dan menggambarkan dunia melalui gambar, kata dan coretan namun pada tahapan ini anak belum memahami secara konkret.

Anak masih berpikir secara simbolik, intuitif, egosentris dan animisme. Pada tahapan ini anak menyukai hal yang berhubungan dengan permainan seperti bermain pura-pura, mendengarkan dongeng (seakan akan mereka sedang berimajianasi).

Tahap ini juga dikenal sebagai tahap representasi verbal tetapi ucapannya bersifat egosentris (semua tentang "saya, saya dan saya").

Contoh anak yang berpura-pura menjadi seorang dokter yang menggunakan pulpen sebagai suntik dan boneka sebagai pasien. Anak akan memahami bahwa boneka tersebut adalah pasien yang harus diberikan penanganan dan suntik adalah caranya, serta ia akan menganggap bahwa dirinya adalah seorang dokter.

3. Tahap Konkret Operasional (7-12 tahun)

Pada tahapan konkret operasional anak sudah memiliki pemikiran yang lebih logis dan terorganisir namun terkadang masih konkret. Tahap ini sifat egosentrisnya sudah mulai berkurang dimana sudah lebih mampu bersosialisasi. Selain itu karakteristik dari tahapan ini pun anak sudah mampu menggunakan logika induktif (penalaran dari informasi khusus ke umum).

Contohnya adalah anak sudah mampu berhitung dan bernyanyi dengan benar.

4. Tahap Operasional Formal (>12 thn)

Pada tahap terakhir yaitu taha dimana anak sudah mulai berpikir abstrak dan bernalar tentang suatu masalah yang ditemukan. Anak sudah berpikir lebih banyak tentang masalah moral, filosofi, etika, sosial bahkan politik yang membutuhkan penalaran teoritis dan abstrak. Tahapan sebelumnya masih menggunakan logika induktif namun tahapan ke empat ini sudah masuk kedalam logika deduktif.

Tahapan ini anak sudah mampu mencari dan menyelesaikan masalahnya sendiri

Peran dari orang tua sangat penting dalam mendukung perkembangan kognitif anak, mulai dari interaksi yang dilakukan sejak bayi hingga tumbuh dewasa. Selain peran dari orang tua maka peran guru dalam teori ini juga sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak seperti mendidik, mengarahkan, melatih bahkan melakukan evaluasi untuk setiap anak didiknya.

Keberhasilan belajar menggunakan teori dari Jean Piaget adalah guru harus mampu menyesuaikan kondisi/metode pembelajaran dengan tahap perkembangan kognitif anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun