Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Lagu yang sangat populer dikalangan anak Indonesia. Tapi kita juga sadar, lagu-lagu itu memang nyatanya ya. Apakah itu artinya negara kita sangat kaya? Ya, dalam hal sumber daya alam. Namun, apakah bisa bersaing dengan negara yang mempunyai lahan kecil dan bercuaca ekstrim? TIDAK! Indonesia jauh terbelakang.
Negeri yang sangat kaya pada sumber daya alamnya untuk urusan beras saja masih impor, wajarkah? Tidak. Bahkan di daerah yang menyimpan berton-ton emas didalamnya marak terjadi kasus kemiskinan dan gizi buruk.
Siapa yang salah? Siapa yang bertanggungjawab? Pasti sebagian besar manusia menjawab dengan lantang dan bangga "pemerintah!"
Jangan salahkan pemerintah jika negara kini semakin bobrok, bukan hanya tentang para pejabat yang suka koruptor, tapi juga masyarakat yang tak acuh, dan guru yang mendoktrin anak didiknya sukses jika berprofesi sebagai polisi, tentara, dan profesi mentereng lainnya. Pada usia sekolah dasar ketika guru membahas tentang cita-cita, pernahkah mereka mengenalkan petani atau nelayan  kepada anak? Tidak, memang bukan semua, tapi kebanyakan, karena mereka berfikir kedua profesi itu adalah profesi kumuh, dengan penghasilan yang sangat sedikit.Â
Bagaimana bisa, negeri yang hanya menancapkan tongkat kayu jadi tanaman tapi tak ada yang mau menancapnya? Apakah kita telah terlalu terhipnotis dengan kemurah hatian tanah ini, hingga tak lagi khawatir apa yang akan terjadi kedepannya jika kita terlalu tak peduli. Â