Mohon tunggu...
Devita Elvida
Devita Elvida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Macam-macam Variabel Motivasi

4 Desember 2017   03:09 Diperbarui: 4 Desember 2017   04:14 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam melihat dunia komunikasi yang terjadi sekarang ini orang-orang harus bisa mengidentifikasi terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan pada khalayak atau orang yang ingin diajak bicara. Untuk itu perlu adanya model komunikasi kesehatanyang ditempatkan dalam sebuah desain pesan. Hal ini juga berkaitan dengan teori komunikasi kesehatan yang digunakan sebagai alat utama dan dinilai penting untuk mendefinisikan bagaimana membuat pesan untuk memotivasi perubahan perilaku terkait kesehatan. 

Ada banyak teori yang bersangkutan dengan komunikasi kesehatan ini yaitu teori pembelajaran sosial, teori perilaku terencana dan teori-teori lainnya. Namun sebenarnya yang tejadi adalah teori kesehatan ini terus-menerus dikritik karena ada beberapa faktor seperti (a) tidak termasuk faktor sosial dan lingkungan (b) memanfaatkan arus informasi searah tanpa memperhatikan interaktivitas (c) kurangnya kelayakan (misalnya, politik atau keuangan) dan (d) penerapan terbatas pada khalayak tertentu (Hochbaum, Sorenson, & Loring, 1992). Dengan menggunakan panduan teori dalam desain pesan dapat membantu dalam menghemat waktu, uang, dan sumber daya.

Ketika melihat-lihat teori ini sebagian besar teori komunikasi kesehatan sebenarnya berfokus pada rangsangan yang mendorong motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan (action ) yang dipengaruhi oleh penilaian individu atas lingkungan dan sumber daya. Rangsangan yang dapat diterima bisa berupa materi, tindakan,atau prosedur perancang pesan kesehatan. Sedangkan pengertiaan motivasi iu sendiri adalah sebuah dorongan internal yang berasal dari kognisi atau kemampuan berfikir tentang pesan tersebut, bagaimana seseorang berpikir tentang pesan, kondisi emosional seseorang. 

Jadi peran motivasi disini ingin melihat respon apa yang didapat dari stimulus-stimulus yang sudah diberikan motivasi juga memiliki kekuatan dalam mempengaruhi sejauh mana seseorang merasa terdorong dalam mengubah pola perilaku maupun mencegah ancaman- ancaman apa yang bisa terjadi. Kekuatan dari motivasi ini bisa diukur dari hasil variabel yang digunakan oleh komunikator ksesehatan apakah pengaruh rangsangan tersebut ada pada audiens atau tidak. Variabel ini bisa meliputi keyakinan, pengetahuan, sikap, niat, dan perilaku. Untuk itu juga diperlukan empat kategori untuk membahas variabel isi pesan mengenai kesehatan.

Dapat kita lihat keempat kategori ini adalah Stimuli, bagaimana menjangkau khalayak sasaran secara efektif dan membuat mereka mendengarkan atau memperhatikan pesan mereka. Singkatnya, mereka berusaha membuat pesan tersebut penting bagi penonton. Isyarat, bertindak banyak dalam menyampaikan rancangan yang baik melalui pesan kampanye kesehatan mengenai kesehatan remaja (Weiler, 1997), AIDS / HIV (Mattson, 1999), pencegahan narkoba dan tembakau (Borland, 1997; Hahn, Simpson, & Kidd, 1996; Hawkins & Hane, 2000), dan mamografi (Fox , Stein, Gonzalez, Farrenkopf, & Dellinger, 1998). 

Isyarat untuk bertindak adalah fitur pesan yang meminta individu untuk memperhatikan isi pesan. Mereka penting dalam memicu motivasi yang dibutuhkan untuk menyebabkan seseorang menilai sumber daya yang tersedia saat bertindak atas pesan tersebut. Perancang pesan kesehatan menciptakan kognisi yang mengarah pada motivasi dengan memilih fitur pesan tersebut, seperti vividness, repetition, dan penempatan di media massa,antara lain, mengkomunikasikan "ini penting bagi kesehatan Anda." Vividness in a message,memicu motivasi yang dinilai sangat penting seperti yang ada pada variabel motivasi bagaimana sebuah pesan diproses dan dilakukan atas tindakan yang diambil. Namun yang inngin ditekankan disini adalah berfokus pada pesan kesehatan yang tujuannya adalah untuk mengubah perilaku

Kita mengetahui sejauh ini pesan yang memotivasi telah didominasi oleh rasa takut dan ancaman. Ketakutan dan ancaman menyiratkan tanggung jawab sosial dan pribadi untuk mencegah hasil kesehatan yang negatif (Guttman, 2000). Sedangkan untuk rasa takut adalah respons afektif terhadap seseorang, peristiwa, atau objek yang dianggap signifikan dan relevan secara pribadi (Easterling & Leventhal, 1989; Ortony & Turner, 1990). Hal ini adalah salah satu emosi yang dialami semua manusia. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang berpotensi mengancam (Bargh, 1989), ketakutan diwujudkan sebagai reaksi protektif yang intens.

Sebenarnya inti dari hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan spesifik tentang "apa yang harus dilakukan" Sehingga hal tersebut bisa menjadi penghalang terutama dalam membahas variabel isi pesan tersebut. Sebagian besar pesan kesehatan berfokus pada pengetahuan faktual bahwa X adalah ancaman dan Y akan mencegah X daripada pengetahuan prosedural atau inilah tujuh langkah untuk Y. Orang perlu mengetahui bagaimana melakukan perilaku yang disarankan sebelum mereka merasa mampu melakukannya. 

Misalnya, dalam video pengaman senjata (Roberto et al., 2000) Selain menyatakan bahwa kunci pemicu tidak mahal dan mudah digunakan, mereka menunjukkan secara rinci bagaimana menggunakan kunci pemicu. Untuk itu seseorang harus mampu memiliki pengetahuan yang banyak agar mereka mampu memahami apa yang dimaksud atau apa yang ingin disampaikan komunikator kepada audiensnya. Lalu seserang juga memperhatikan kampanye-kampanye yang kesehatan baik dalam mencega penyakit atau berisikan tentnag makanan sehat. Dengan begitu melalui kampanye ini isi pesan mampu mengurangi hambatan yang dirasakan dan membuat semakin besar kemungkinan audiens akan mengambil langkah untuk mencegah ancaman kesehatan.

Daftar Pustaka

Miller.K Khaterine,dkk.2003.Handbook of Health Communication.Lawrence Erlbaum Associates Publishers:London

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun