Mohon tunggu...
Elvida Busma
Elvida Busma Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah cara berbagi dengan sesama tanpa dibatasi ruang dan waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Debur Debu

25 Februari 2020   10:37 Diperbarui: 25 Februari 2020   10:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Elvida Busma

Aku debur debu yang kau tiup untuk kemudian kau isap. Degup rindu  yang mencari jejak untuk kembali. Namun, pulang ternyata  kata yang sulit bagiku, aku tersesat dalam putaran angin, mencari arah ke delapan penjuru.

Pengembaraan ini menegaskan kaulah jalan setapak menuju rumah. Rumah di mana kita akan menanam benih-benih yang akan menjadi pohon. Pohon yang akarnya kokoh mencengkeram bumi, berbuah lebat dan puncaknya menyentuh langit.

Dan kau sajak yang kutulis utuh tanpa ambigu di antara jejeran waktu. Rinduku seperti dedaunan yang menari saat disentuh bayu. Getarannya semu untuk tajamkan kita.

Sebagai perempuan biasa, aku  hanya butuh  bahu untuk  bersandar, dan peluk hangat ketika penat. Aku hanya debu yang mencari tempat hinggap. Lalu dengan rela disapu harapan-harapan esok.

Tangerang, 16 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun