Mohon tunggu...
Elvida Busma
Elvida Busma Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah cara berbagi dengan sesama tanpa dibatasi ruang dan waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Kabut

26 September 2019   07:31 Diperbarui: 26 September 2019   07:46 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Wahai lelaki kabut
Kaulah senja dengan segores jingga
Kuiris jadi sajak dari aksara luka
Saat hutan menjerit menangis
Paru-paru dunia meringis
Aku hanyut dalam harap
Ketika siluet asa berdekap


Wahai lelaki kabut
Kau bawa sekantong harapan
Gugup dalam musim dinginmu
Lalu aspirasi meleleh pada debar jerebu
Anak-anak negeri  jadi korban ambisi dimana nurani meraba detaknya sendiri
Harusnya kau jadi terumbu, kenapa membatu?


Jejeran waktu beku dalam heningmu
Bumi memintal rindu
Kenapa kau biarkan pertumpahan darah dan menutup mata pada bromocurah           

Biduk pertiwi terombang antara cumbu candu, seperti hilir yang kehilangan hulu

Namun lara telah hangatkan hati
Menjadi bara dalam diri
Laksana unggun api
Yang Membakar  diri
Untuk membunuh sunyi

  

Tangerang, 26 September 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun