Mohon tunggu...
ELVIA DWI SAFITRI
ELVIA DWI SAFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog

Blog Pribadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Psikologi Kognitif-Behavior Mengenai Depresi yang Dialami oleh Korban Toxic Relationship

18 Februari 2022   09:54 Diperbarui: 18 Februari 2022   10:27 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Hari Kamis, tanggal 2 Desember 2021 pukul 15.30. Terjadi kasus yang tak terduga. Kasus yang dilansir dari detikNews (pada tanggal 11 Januari 2022, pukul 22:00 WIB) tersebut sempat hangat dibicarakan di beberapa sosial media. Gadis cantik berinisial NW ditemukan oleh warga sekitar dalam keadaan sudah meregang nyawa di TPI Dusun Sugihan, yang dimana tempat itu merupakan tempat pemakaman Ayah korban yang sudah lama meninggal. NW adalah salah satu mahasiswi Universitas negeri yang berada di malang, korban berusia 23 tahun.

Penyebab kematian NW, diduga akibat ulah dari seseorang, yakni kekasihnya yang berinisal RB, korban depresi karena dipaksa aborsi oleh kekasihnya, yang sekarang berstatus sebagai mantan anggota kepolisian. Bukan hanya itu, di lokasi kejadian juga ditemukan botol yang berisi racun dan isi dari botol tersebut diduga telah ditenggak oleh korban untuk menjalankan rencana bunuh dirinya tersebut. Warga setempat pun tidak mengetahui kapan pastinya NW datang ke pemakaman ayahnya tersebut. Tiba-tiba saja jasad NW sudah tergeletak di atas tanah pemakaman ayahnya dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi. 

Psikologi memandang, depresi ditunjukkan dengan gejala utamanya yaitu gangguan suasana hati kronis jangka panjang dan depresif , kehilangan minat dalam melakukan aktivitas yang disukai, dan mengalami kelelahan fisik yang berlebihan. Gejala yang lainnya adalah konsentrasi yang menurun, mudah merasa marah dan merasa jengkel pada hal-hal kecil, insomnia atau mengalami gangguan tidur, perubahan pada berat badan secara drastis, mengalami rasa bersalah atau tidak percaya diri, dan adanya pemikiran untuk bunuh diri. Depresi dapat disebabkan oleh timbulnya gangguan pemikiran seseorang yang mengalami pengalaman atau insiden yang dapat memicu dan mempengaruhi pemikiran seseorang. Insiden tersebut bisa karena bullying, kekerasan pada anak, kekerasan seksual, pelecehan seksual, dll. 

Depresi dalam pandangan psikologi kognitif-behavior ada dua pengaruh yaitu yang pertama, pola pemikiran dan pandangan seseorang terhadap situasi yang dialaminya menentukan apakah situasi tersebut dapat menjadi pemicu timbulnya sebuah gangguan psikologis. Seseorang yang mengalami depresi cenderung melihat permasalahan yang sedang dialami dengan pandangan yang negatif dan menganggap bahwa permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan. 

Kedua, lantaran jenis pemikiran yang sempit atau memperkeruh masalah. Seorang individu dapat melupakan hal-hal baik yang dialami dalam hidupnya atau berbohong tentang hal-hal negatif yang terjadi pada kehidupannya. Dalam konteks kasus kekerasan seksual yg dialami NW memperlihatkan bahwa masalah tersebut merupakan masalah multidimensi. Mulai menurut masalah pemerkosaan, masalah pemaksaan aborsi, & pola eksploitasi seksual. Kasus ini merupakan peringatan keras buat syarat darurat kekerasan seksual pada Indonesia, yang membutuhkan tanggapan serius dari aparat penegak hukum, pemerintah, & rakyat setempat.

dibimbing oleh dosen : Nur Fitriyana M. Psi,. Psikolog

nama anggota kelompok:

  1. Annisa Ramadhina (190802036)
  2. Elvia Dwi Safitri (190802013)
  3. Khansa Mutiara As-Shofiyyah (190802029)
  4. Muhammad Ikhsan (190802015)
  5. Putri Dyah Saraswati (190802026)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun