Penyaluran bantuan gizi dan nutrisi untuk balita stunting dan gizi buruk dilakukan secara bertahap. Dengan cara ini, diharapkan bantuan tersebut tepat sasaran dan sesuai harapan.
"Jangan sampai, dalam satu keluarga, yang mengalami gizi buruk adiknya, tapi yang mengkonsumsi bantuan nutrisinya malah kakaknya."Â Ucap Zulaikhah Wardan.Â
Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Afrizal Darmawan menjelaskan, jika anak-anak yang mengalami stunting dan gizi buruk tidak segera ditangani dengan baik, anak-anak tersebut akan mengalami gagal tumbuh, pendek, kurus, kecil, kognitif dan motoriknya juga terhambat.Â
Selain itu, perkembangan otak dan daya ingat juga berkurang, begitupun cara dia merespon sesuatu akan sangat lambat.Â
Saat dewasa, anak-anak tersebut akan mudah sekali menderita penyakit yang tidak menular seperti stroke, obesitas ataupun jantung.Â
Dilansir dari Kompas.com, Indonesia berada di urutan ke-empat di dunia dan berada di urutan kedua di Asia Tenggara untuk kasus stunting pada anak.Â
Penurunan prevalensi stunting pada balita adalah agenda utama pemerintah Republik Indonesia. Presiden Joko Widodo pada Januari 2021 menargetkan pada tahun 2024 kasus stunting di Indonesia bisa ditekan hingga berada di angka 14 persen dan angka kematian ibu bisa ditekan hingga di bawah 183 kasus per 100.000 ibu melahirkan.
Itulah sebabnya, masalah stunting dan gizi buruk tidak hanya menjadi tugas dinas kesehatan saja, namun harus dilakukan secara bergotong royong.Â