Seorang warga mengeluarkan semua kartu dan kertas yang biasa dia bawa saat mengakses pelayanan kesehatan, termasuk surat rujukan. Tenaga kesehatan yang bertugas melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19 hari itu cuma tersenyum, sesuai standar dia harus menanyakan riwayat penyakit orang yang akan disuntikkan vaksin, terutama yang berkaitan dengan penyakit sesak napas, jantung atau apakah pernah melakukan kemoterapi.
"Entah, aku juga tidak tahu. Coba tanya Pak Haji." Jawab seorang warga ketika ditanya soal riwayat penyakitnya. Pak Haji yang dimaksud adalah kepala puskesmas pembantu (pustu) Belaras di Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Saya, yang kebetulan hari itu berada di Desa Belaras dan berada di lokasi kegiatan vaksinasi Covid-19 ikut tersenyum mendengar jawaban-jawaban warga yang datang ke lokasi. Sebagian besar pertanyaan riwayat penyakit calon penerima vaksin dijawab oleh Salfianto, kepala puskesmas pembantu Belaras. Salfianto yang akrab dipanggil "Pak Haji" itu sudah mengabdi di Desa Belaras selama lebih dari 20 tahun. Mungkin, karena itulah dia hapal kondisi kesehatan warga setempat.Â
"Ini benar nomor hapenya ya, Bu?" tanya petugas di meja pendaftaran.Â
"iya, itu nomor hape anakku yang di Malaysia." jawab warga yang mendaftar. "aku nggak punya hape."
"Kalau begitu, daftarnya pakai nomor hape saya saja ya, Bu? Nanti kalau ada informasi saya kabarin ke Pak Haji." Jawab petugas ramah, si ibu menurut saja.Â
Tenaga kesehatan yang datang ke Desa Belaras untuk melaksanakan kegiatan vaksinasi Covid-19 adalah petugas dari Puskesmas Bekawan. Mereka harus berangkat subuh dari Desa Bekawan, ketika air laut sedang pasang dan memungkin kapal cepat (speedboat) membawa mereka ke Desa Belaras. Perjalanan dari Desa Bekawan ke Desa Belaras membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dan hanya bisa dilalui dengan transportasi air.Â
Pak Haji dan isterinya sudah menyiapkan sarapan pagi untuk petugas vaksinasi yang datang ke Desa Belaras. Saya juga ikut menikmati menu sarapan pagi berupa nasi uduk, beberapa jenis kue, dan teh panas. Pagi itu, setiap warga yang lewat di depan pustu diingatkan Pak Haji untuk ikut vaksin.Â
Kepala desa dan babinkantibmas pun aktif mengingatkan warga untuk mendapatkan vaksin. Kepala desa Belaras, Raja Alvin mengatakan warganya yang sudah mendapatkan vaksin sudah mencapai 60%. Dia berharap angka itu akan terus bertambah seiring kesadaran warga bahwa vaksinasi covid-19 sangat penting untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Selain itu, di dekat kantor desa juga disediakan tempat untuk isolasi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Di tempat itu tersedia fasilitas yang memadai sebagai tempat karantina, termasuk alat pelindung diri (APD) seperti hazmat.