"Mana kotaknya, Yuk?" Tanya Abang pedagang ikan langganan saya. Pedagang ikan, daging, dan tahu langganan saya paham dengan kebiasaan saya membawa kontainer setiap belanja ke pasar tradisional.Â
"Abang ini minta dimarahin wali kota, ya?" Ucap saya kalo pedagang langganan saya masih ngeyel memasukkan ikan pesanan saya ke dalam kantong plastik dengan alasan terlanjur masuk kantong.Â
Di Kota Jambi, peraturan daerah pelarangan kantong plastik sudah dimulai sejak 1 Januari 2019 lalu. Di supermarket dan ritel, aturan ini bisa berjalan dengan baik. Tapi di pasar tradisional, kantong plastik tetap digunakan.Â
Kebiasaan membawa kantong belanja dan kontainer sendiri saat belanja sudah menjadi kebiasaan saya dan kakak saya. Bahkan sebelum pemerintah membuat aturan pelarangan penggunaan kantong plastik. Alasan utamanya justru bukan karena ingin diet plastik. Tapi lebih pada kenyamanan dan keamanan bahan makanan yang kami beli.
Jika ikan, daging, udang, tahu tempe, disimpan dalam kontainer yang berbeda, saat tiba di rumah lebih mudah membersihkannya. Bau dan darah dari bahan makanan mentah tersebut juga tidak akan saling bercampur jika menggunakan kontainer. Â Jika menggunakan kantong plastik, bau yang menempel pada kantong plastik akan mengundang lalat, dan kantong basah tersebut tidak akan bisa digunakan lagi.
Daftar belanja menjadi acuan untuk membawa kontainer dan tas belanja yang dibutuhkan. Memang sedikit repot karena volume bawaan akan menjadi lebih banyak karena kontainer tersebut. Tapi, jika tidak dimulai dari sekarang, kantong plastik tetap akan terus jadi pilihan pedagang karena harganya yang murah.Â
Saya jadi teringat ketika suatu hari belanja di supermarket dengan membawa tas belanja sendiri. Ketika itu, perda larangan kantong plastik belum diberlakukan.Â
Seorang pembeli protes ke kasir, kenapa kantong saya berbeda dengan kantong plastik belanjaan dia. Saat kasirnya mengatakan bahwa saya membawa tas kain sendiri, si pembeli malah nyeletuk, "keenakan supermarketnya dong kalo kita bawa kantong belanja sendiri. Bisa untung berkali-kali lipat."Â