Kepada Yth.
Bapak Wali Kota Jambi Syarif Fasha
Di _Â
Tempat
Dengan hormat,Â
Saya adalah warga Kota Jambi, salah satu pedagang pasar tradisional yang mengikuti kegiatan rapid test massal di pasar tradisional Angsoduo, Jambi tepat sebulan yang lalu, 12 Mei 2020.Â
Pada tanggal 13 Mei 2020, Bapak mengumumkan sejumlah pedagang pasar tradisional ternyata hasil uji rapid testnya adalah reaktif. Bapak sampai menyebutnya sebagai "klaster pasar". Bapak mengumumkan nama-nama kami di media. Nama-nama kami, meski hanya disebut dengan inisial dan kelurahan tempat kami berdomisili terpampang jelas di berbagai media.Â
Bapak juga mengirimkan petugas puskesmas ke kelurahan dan RT tempat Ki berdomisili. Lalu, kami dipaksa untuk dikarantina di Graha Lansia, tempat yang Bapak bilang sudah sesuai dengan standar kesehatan dan kelayakan itu, sungguh jauh dari kenyataan. Jauh dari kata aman dan nyaman untuk penanganan virus seperti Covid-19.Â
Penempatan beberapa pasien dalam satu kamar, mengabaikan protokol kesehatan. Kondisi kamar dan tempat tidurnya bersebu. Kamar mandi yang hanya tersedia satu untuk seluruh pasien, 2 toilet untuk perempuan dan 2 toilet untuk laki-laki, juga sangat rawan dengan penularan virus. Di tempat seperti ini, orang yang sehat, malah riskan untuk sakit.Â
Kami dipaksa untuk menerima kondisi tempat tinggal seperti itu. Meski sebenarnya kami bisa melakukan isolasi mandiri di rumah sendiri, dengan tempat tinggal yang jauh lebih representatif sebagai tempat karantina. Selama kami di Graha Lansia, petugas karantina juga lebih sering berada di ruangan mereka. Pengukuran suhu tubuh pasien, tidak dilakukan setiap hari.Â
Saya tidak bermaksud memprovokasi warga lain agar tidak mau ikut rapid test. Tapi warga berhak tahu apa yang terjadi selanjutnya jika hasil rapid testnya reaktif. Seperti apa kondisi tempat karantina yang disediakan pemerintah. Bantuan apa yang akan diberikan pemerintah. Di antara para pedagang pasar yang dikarantina, tak jelas bantuannya apa saja. Ada yang dapat bantuan, ada yang tidak dapat. Bentuk dan jumlah bantuan yang diterima pun tidak sama di antara kami.Â