Ini hari ke-empat saya berada di Graha Lansia Kota Jambi, tempat yang ditunjuk Pemerintah Kota Jambi untuk mengkarantina orang-orang yang terjaring pemeriksaan rapid test di beberapa pasar di Kota Jambi.Â
Sejak pandemi Covid-19, sebenarnya saya sudah menutup warung makan saya di pasar tradisional Angsoduo, Jambi. Saya membuka jasa belanja online yang lebih banyak dimanfaatkan teman-teman terdekat, juga lewat e-commerce.Â
Ini saya lakukan untuk mengurangi jadwal saya ke pasar, juga mengurangi jumlah orang yang ke pasar karena mereka menitip belanja bahan pangan mereka sama saya.
Setiap keluar rumah, saya sudah berusaha mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker, membawa hand sanitizer, dan saat mampir ke warung saya di pasar, saya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Dari awal, saya sudah merasakan kelalaian dari para petugas yang terlibat dalam hasil pemeriksaan rapid test. (Mungkin petugas lelah karena jam istirahat yang sedikit).
Rapid test dilakukan pada hari Selasa, 12 Mei 2020. Hari Rabu sore, 13 Mei 2020, Walikota Jambi mengumumkan nama-nama orang yang hasil pemeriksaan rapid testnya reaktif.Â
Saya tidak melihat inisial nama saya dan lokasi tempat saya tinggal dalam daftar tersebut, sehingga saya berpikir hasil pemeriksaan saya adalah nonreaktif. Ditambah pula tidak ada petugas yang menghubungi saya.Â
Ada sih petugas yang menghubungi saya lewat WhatsApp pada Selasa sore, tepatnya saat saya sedang berbuka puasa, tapi cuma bertanya soal kondisi saya, saya tinggal dengan siapa saja, ke mana saja saya dalam dua bulan terakhir, dan minta foto KTP.
Tapi saat saya tanya bagaimana hasil pemeriksaan rapid test saya, si petugas ini meminta saya menunggu kabar esok hari, karena Walikota sendiri yang akan mengumumkan hasilnya.Â
Tanggal 17 Mei 2020, Sabtu pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, saya ditelpon petugas kesehatan dan meminta saya bersiap untuk ke lokasi karantina karena hasil rapid test saya reaktif. Ternyata ada kesalahan dalam daftar orang-orang yang diumumkan, saya termasuk ke kelurahan lain. Dalam rentang Hari Kamis dan Jumat, saya masih pergi belanja kebutuhan pangan di pasar tradisional Angsoduo.
Saya sempat meminta untuk karantina mandiri saja karena saya tinggal sendirian (dengan satu ekor kucing sih), tapi tidak diizinkan dan tetap dipaksa untuk tinggal di tempat karantina.