Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Seni Budaya Bangsaku, Pantun Perpisahan Bersajak A - B - A - B

15 Oktober 2024   09:36 Diperbarui: 15 Oktober 2024   10:22 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Momen perpisahan Kepala KUA Ciawi Bogor. 31102023. Dokpri

Dalam setiap pertemuan, ada saat di mana kita harus berpisah. Perpisahan sering kali menghadirkan rasa haru dan kenangan mendalam yang tak mudah dilupakan. Dalam budaya Indonesia, pantun sering dijadikan media untuk mengekspresikan perasaan, termasuk saat momen perpisahan. Melalui untaian kata-kata yang indah, pantun perpisahan mampu menyampaikan kesedihan sekaligus harapan, menjadi tanda bahwa kenangan tetap abadi meski jarak memisahkan. Berikut adalah beberapa pantun perpisahan yang menggambarkan kesedihan, mengajak kita merenungi makna perpisahan dengan hati yang penuh keharuan.

Salah satu Pantun memiliki sajak A-B-A-B.

Pantun bersajak A-B-A-B adalah pantun yang memiliki pola rima atau sajak pada setiap barisnya, di mana baris pertama berima dengan baris ketiga, dan baris kedua berima dengan baris keempat. Dalam bentuk A-B-A-B, bunyi akhir pada setiap baris berpola seperti ini:

  • Baris 1 (A) berima dengan Baris 3 (A)
  • Baris 2 (B) berima dengan Baris 4 (B)

Pantun dengan pola sajak ini umum digunakan dalam budaya Indonesia dan Melayu, karena memberi irama yang harmonis dan membuat pantun lebih mudah diingat.

Sambutan kata perpisahan diselingi Pantun, akan lebih
Sambutan kata perpisahan diselingi Pantun, akan lebih "terasa" 31102023. Dokpri

Contoh Pantun Bersajak A-B-A-B:

Bunga melati di tepi jalan, (A)
Indah berseri harum baunya, (B)
Meski kita harus berjauhan, (A)
Kenangan manis tetap di jiwa. (B)

Rintik hujan jatuh ke tanah, (A)
Membasahi daun yang merunduk, (B)
Meski kini kita berpisah, (A)
Hati ini takkan berubah. (B)

Bunga melati harum mewangi, (A)
Dipetik di taman kala senja, (B)
Meski berpisah raga ini, (A)
Kenangan indah takkan sirna. (B)

Burung pipit terbang ke hutan, (A)
Mencari sarang di pohon tinggi, (B)
Walau kini kita berjarak jauhan, (A)
Kenangan manis akan tetap di hati. (B)

Embun pagi di pucuk daun, (A)
Hilang sirna disapa mentari, (B)
Sampai jumpa wahai sahabat sekampun, (A)
Semoga sukses dalam setiap langkah pasti. (B)

Angin sore bawa rinduku, (A)
Mengusap hati yang penuh kenangan, (B)
Berpisah kini bukan akhir waktu, (A)
Doaku selalu di setiap perjalanan. (B)

Pagi sejuk disapa mentari, (A)
Diiringi angin berhembus pelan, (B)
Kini kita harus berpisah diri, (A)
Namun kenangan selalu tersimpan. (B)

Setelah berpantun, jangan lupa plakat seperti ini... kena banget. Dokpri.
Setelah berpantun, jangan lupa plakat seperti ini... kena banget. Dokpri.

Rinai hujan membasahi jalan, (A)
Daun berguguran jatuh ke bumi, (B)
Meski jauh engkau berjalan, (A)
Hati ini tetap menemani.

Burung terbang meniti awan, (A)
Hilang dari pandangan mata, (B)
Hati ini terasa kehilangan, (A)
Saat kau pergi tinggalkan kita.

Matahari senja perlahan turun, (A)
Mengiringi langkahmu pergi jauh, (B)
Bersama angin rinduku terkubur, (A)
Kau tak kembali, tinggallah pilu. (B)

Pola sajak ini sering digunakan karena memiliki ritme yang enak didengar dan mudah untuk mengungkapkan pesan secara mendalam atau penuh emosi, seperti pantun perpisahan. Semoga manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun