Kita tidak pernah berempati, mungkin dia sedang kantuk-kantuknya dalam peralihan antara sadar dan lelap menyandarkan segala kelelahan karena seharian bekerja.
Kini saat momen Ramadan, para ”Maya” harus bekerja seperti biasanya dengan energi yang mungkin tidak seperti biasanya atau lebih kecil karena berpuasa.
Para ”Maya” saat Ramadan boleh jadi bertambah tugasnya, bangun lebih awal untuk menyiapkan makanan sahur. Para 'Maya" selalu dalam posisi taat, selalu ngalah dan penuh sungkan.
Anda yang beriman, seberapun kualitas iman Anda, mungkin tidak tega melakukan itu. Setidaknya Anda ingat, bahwa meringankan pekerjaan atau urusan orang lain tidak terkecuali pembantu rumah tangga, PRT, ART adalah sebuah kemuliaan.
Bukankah Allah Swt berfirman yang artinya: “…Allâh menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al-Baqarah ayat 185).
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah dimudahkan baginya di dunia dan akhirat," (hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah)
Betapa banyak yang tidak merenungkan hal ini. Dampaknya, boleh jadi kelak di akhirat bahkan semasa di dunia ini-pun tak ada yang meringankan kesulitan-kesulitan kita nanti.
Lalu mengapa enggan meringankan pekerjaan pembantu rumah tangga kita?
Wallahu a’lam.