Semasa kecil aku menyebutnya ketan oncer, karena begitulah masyarakat Pasuruan dan sekitarnya di Jawa Timur menyebutnya. Masa itu yang kuingat dari makanan ini: teksturnya mirip ketan agak lengket setelah dikukus, berwarna cenderung kemerahan, bulirnya kira-kira lebih kecil sedikit dari kacang hijau saat sudah dimasak, dengan bentuk mirim biji jagung ukuran mini. Aku belum pernah melihat bentuk bulirnya kala masih mentah, baik ketika masih di pohon maupun ketika siap dimasak.
Ketan oncer yang ternyata populer disebut "sorgum" atau "sorghum" terasa nikmat dikukus seperti memasak ketan putih atau hitam, dimakan dengan campuran parutan kelapa hangat-hangat. Dibuat tape juga sangat enak, legit tak kalah enak dengan tape ketan hitam.
Jaman aku masih kanak-kanak, dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan, aku sering jajan ini karena harganya yang murah dan mengenyangkan. Kini puluhan tahun aku tidak pernah memakannya lagi. Aku tak pernah melihatnya.
Awal Oktober 2023, saat bersama adikku yang sangat lama tidak bertemu, kami mulai bernostalgia tentang makanan-makanan yang sering kami makan semasa kecil dan lama tidak pernah memakannya lagi. Salah satunya ketan oncer. Mungkin sudah 40 (empat puluh) tahun tidak melihat apalagi memakannya, bahkan namanya aku benar-benar lupa. Aku benar-benar berusaha mengingatnya. Oncer, ya ketan oncer. Berulang-ulang aku menyebut asma Allah saking senengnya bisa mengingat kembali.
Saking penasarannya aku googling, mencari si "Oncer", ketan oncer, tape ketan oncer, tetap tidak ada. Namun tiba-tiba aku menemukan gambarnya, ya dia "ganti" nama "sorgum". Di daerah lain disebut cantel, gandrung dan lain-lain. Ternyata di Madura disebut jagong oncer yang berarti jagung bulir. Aku jadi maghum, bukankah di Pasuruan memang banyak warga Madura.
Akhirnya aku belajar tentang sorgum. Mungkin generasi kekinian juga asing dengan sumber makanan yang baik ini. Makin kupelajari, makin kagum aku dengan "Oncer" alias "Sorgum" ini.
Ternyata di Situbondo jawa Timur, tape sorgum menjadi masyhur karena  menjadi oleh-oleh yang nyaris wajib dibeli ketika ke Situbondo. Tape ini memiliki rasa yang tidak kalah enak dibandingkan dengan jenis tape lainnya.
Banyak petani di Situbondo yang menanam dan membudidayakan sorgum secara berkelanjutan, sehingga biji sorgum menjadi salah satu hasil bumi utama yang masyarakat Situbondo. Pengolahan sorgum menjadi tape bisa dikatan menjadi ikon baru bagi Kabupaten Situbondo.
SEBARAN SORGUM
Di Indonesia, tanaman  sorgum tersebar di provinsi Nusa Tenggara Timur kurang lebih 3.400 ha, provinsi Jawa Barat sebesar 488 ha, provinsi Kalimantan barat sebesar 305 ha, provinsi Jawa Timur sebesar 200 ha, provinsi Jawa Tengah sebesar 120 ha, provinsi NTB sebesar 100 ha.