Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menanti Nasib Kawanku, Irjen Pol Teddy Minahasa Putra

5 April 2023   15:20 Diperbarui: 5 April 2023   15:28 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teddy Minahasa Putra, sumber: https://www.facebook.com/teddy.minahasaputra 

Aku pernah sekelas, semasa SMP dulu. Di Kota Pasuruan. Teddy Minahasa Putra, Jenderal yang terjerat kasus narkoba. Dia hanya numpang lahir di Minahasa Sulawesi. Hanya beberapa bulan. Tumbuh kanak-kanak sampai SLTA di Pasuruan. Rumah kami hanya berbeda gang di Jalan Jawa, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Rumah memang cukup berdekatan, tapi soal hubungan, sama sekali tidak.

Mungkin jika Teddy ditanya bagaimana aku dulu? Aku tidak terlalu sangsi jika dia menjawab, menjengkelkan.

Ya, dulu aku sering mengolok cara berbicaranya, tepatnya suaranya yang kunilai cempreng dan agak feminin. Aku sering menirukan intonasi dan timbrenya yang kecewek-cewekkan. Gara-gara ini lengan tanganku pernah dapat bogem mentah dari Teddy. Sakit juga. Aku terima saja, karena memang aku yang jahil.

Tak dinyana belasan tahun kemudian, Tahun 2007, saat aku masih tinggal di Kupang, NTT, aku mendapatkan undangan reuni  SMP Angkatan 1987. Konon  yang jauh-jauh akan dibelikan tiket perjalanan. Saat itu aku belum respon.

Reuni akbar digelar tahunan. Pada satu kesempatan aku pernah bergabung, entah tahun berapa, mungkin 2010 bertepatan aku mudik ke Pasuruan. Teddy, tentu saja maskulin tulen, suaranya ga cempreng lagi. Ha ha haa. Kantongnya juga "maskulin", sebagian besar biaya ditanggung oleh Teddy. Aneka menu dihidangkan, makanan, minuman, kue-kue buah-buahan, di lokasi yang sangat representatif.

Sekilas aku pernah mendengar, atas inisiatif Teddy kawan-kawan alumni diorganisir, ada semacam pemberdayaan ekonomi melalui sejenis koperasi. Teddy juga kerap memberangkatkan kawan-kawan dan guru---guru untuk berwisata gratis, Mereka sangat solid, dan Teddy adalah figur sekaligus "komandan" sejati yang disegani dan digandrungi kawan-kawan.

Pada reuni kali inilah pertama dan terakhir kali aku ketemu Teddy setelah tahun 1987 itu. Selebihnya sebatas satu Grup WA Alumni Sobat '87 yang sangat pasif, selama sekitar tiga tahun.

Senin, 10 Oktober 2022 euphoria sebagian kawan-kawan tidak dapat disembunyikan lagi. Teddy  ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Timur, tertuang dalam surat telegram rahasia (TR) dengan nomor ST/2134/X/KEP/2022. Teman-teman Sobat '87, alumni SMP Negeri 1 Pasuruan banyak yang melakukan aksi cukur gundul. Betapa tidak, jarak Ndan Teddy di tugas barunya dengan kawan-kawan menjadi lebih dekat, dibanding saat dia menjabat sebagai Kapolda Banten ataupun Sumatera Barat.

Karir  Teddy memang  mulus, cepat melesat. Ini bukan kali pertama di ditunjuk sebagai Kapolda, selain itu Teddy juga pernah menjadi ajudan Presiden. Kawan-kawan selalu menghubungkan karir dan "rejeki" Teddy yang baik ini  sebagi dampak dari kedemawanannya, kesantunannya, kebaikannya, kehumblelannya, dan sikap memasyarakatnya. Teddy juga membuat tempat rekreasi untuk umum bernama Taman Ria Suropati Pasuruan, yang dibangun di atas tanah seluas 15 hektare miliknya. Masyarakat dapat masuk Taman tersebut dengan tiket yang sangat terjangkau. Saat Pandemi Covid 19, Teddy juga membentuk Satgas Covid-19 yang diperuntukkan menolong kawan-kawan yang kesulitan.

Di samping karir yang moncer, Teddy juga mendapatkan anugerah penghargaan. Keputusan Tampuak Tangkai Alam Minangkabau, Nomor: 146/SK-TTAM/2022 yang ditandatangani oleh Jufrizal, SE Angku Dt. Bandaro Kayo menganugerahkan gelar adat kepada Teddy, Kapolda Sumbar saat itu karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Teddy dinilai berhasil menyelamatkan anak kemenakan di Sumatera Barat dengan vaksinasi. Teddy juga dinilai dapat menindak tegas pembeking prostitusi, dengan berani menghukum anak buahnya. Di samping itu Tedddy juga  mau melaksanakan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2021 tentang restorasi justice, dimana perkara tipiring (tindak pidana ringan) dan apa saja yang permasalahan antara pelaku dengan korban bisa berdamai diserahkan kepada Ninik Mamak untuk menjembatani perkaranya, sehingga  tidak harus sampai ke pengadilan dan cukup sampai di tingkat Ninik Mamak atau diselesaikan secara adat yang lebih kekeluargaan.

Sayang,  entah bagaimana nasib Jenderal kebanggan Alumni '87 ini ke depannya. Jumat,  14 Oktober 2022, Kapolri membatalkan penunjukan sebagai Kapolda Jawa Timur, menyusul merebaknya kasus jaringan peredaran gelap narkoba.

Hari-hari berlalu.  Kamis, 30 Maret  2023, jaksa membacakan tuntutan di PN Jakarta Barat "Menyatakan Terdakwa Teddy Minahasa Putra bin Haji Abu Bakar telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana,",... "Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Teddy Minahasa Putra dengan pidana mati," sambung jaksa.

Benarkah Teddy melakukan ini semua? Kurang sejahterakah? Kurang kesohorkah dia? Kurang dukungankah? Kurang pujiankah? Atau kebanyakan pujian? Karena sebagian kawan-kawan, entah saking sayangnya (atau cari mukanya), acap kurang bijak. Mengelu-elukannya secara berlebihan, meyebutnya sebagai Ndoro dan sejenisnya.

Kurang mewahkah hidupnya? Kemewahan tidak pernah berperan lebih dari barang mainan. Kendati kita hidup di tengah masyarakat yang fokus kebudayaannya pada "berhala", masyarakat yang tujuan pembangunannya adalah kemewahan harta benda, masyarakat yang merasa bahwa sukses adalah keberhasilan keduniawian yang berbinar-binar dan gegap gempita, yang membaggakan diflexing di media sosial.

"Mereka bergembira ria dengan kehidupan dunia, padahal dibanding kehidupan akherat, kehidupan dunia hanyalah secuil kesenangan belaka". (QS: Ar-Ro'd: 26, At-Taubah: 38).

Aku khawatir, kawan "berbintang" ini kena penyakit 'Ain, sebagai dampak pujian, yang lupa pujian itu tidak disandarkan pada kebesaran Allah.

Apapun, semoga kawan sekelasku ini diberikan ketenangan batin, keluasan hati untuk selalu berani mendekat kepada Allah sambil menantikan nasibnya, dan menunggu keadilan baginya.

Alaisallahu bi ahkamil hakimiin, Bukankah Allah, Hakim yangseadil-adilnya (QS At Tin:8).

(Ramadhan, 1444H- 2023M)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun