Malang (7/12/2023) - Saiful Risky atau yang dikenal dengan nama panggilannya Ipul merupakan sosok mahasiswa muda FH UMM yang dapat menjadi inspirasi bagi banyak kalangan. Lahir dan bertempat tinggal di Kota Malang menjadikan ia menjadi salah satu mahasiswa muda asal malang yang berulang kali mengharumkan nama FH UMM atas berbagai prestasi dan pencapaiannya.
Saiful Risky dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di dalam kelas maupun di luar, hal ini selaras dengan pendapat teman-teman sekelasnya maupun pernyataan dari beberapa dosen FH UMM. Kini Saiful Risky tengah menempuh pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang dengan semester ketiga. Mahasiswa muda ini berkembang dengan berbagai cara yang mengesankan, selain keahliannya dalam menyampaikan pendapat dalam kontes debat, ia juga ahli pada bidang penulisan. Ia berkata bahwasannya pada bidang kepenulisan ia telah mendalami sejak semester pertama, hal tersebut didukung dengan pencapaiannya terhadap artikel dengan tema politik hukum sistem pemilu di indonesia yang saat ini telah ter-indeks Scopus.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Saiful Risky merupakan mahasiswa muda yang memiliki pencapaian setara dengan mahasiswa senior. Mulai dari pencapaiannya di bidang penulisan terhadap artikel sampai berbagai kompetisi debat yang berhasil memulangkannya dengan thropy kemenangan.
″Artikel tersebut sejatinya artikel pertama kali yang saya tulis semasa hidup saya″ berikut merupakan salah satu kutipan mengesankan yang ia paparkan. Saiful Risky menyatakan alasan ia mengangkat tema politik hukum terkait sistem pemilu di Indonesia ialah adanya sejumlah issue hangat yang terdapat di tahun 2022-2023 terkait pengujian UU Pemilu yang mengatur Sistem Pemilu Proporsional di Mahkamah Konstitusi. Dalam artikel tersebut ia memaparkan bagaimana suatu kebijakan hukum terkait sistem Pemilu proporsional di Indonesia kedepannya, dengan perbandingan apakah sistem tersebut tetap berupa proporsional terbuka atau bahkan menjadi proporsional tertutup. Ia juga mencantumkan terkait kelebihan serta kekurangan sistem pemilihan umum yang ada di negara ini.
Terlepas dari pencapaiannya yang begitu mengesankan terkait artikel yang ia buat secara pribadi, terdapat beberapa kendala yang tentunya tidak luput dari proses pembuatan artikel tersebut. Ia mengatakan kurangnya data yang mendukung referensi sampai kesalahan pengetikan menjadi faktor paling berpengaruh dalam proses pembuatan artikel tersebut. Sedangkan untuk waktu pembuatan yang ia habiskan mencapai sekitar 3-4 bulan.
Beralih dari pencapaiannya terkait artikel miliknya yang saat ini telah ber-indeks Scopus, Saiful Risky belum lama ini juga berpartisipasi dalam membanggakan nama FH UMM atas prestasinya di bidang Debat Konstitusi dalam skala nasional.  Pada Debat Konstitusi Nasional di Universitas Mataram, Lombok ia berhasil membawa kemenangan pada Juara ke 2. Saiful Risky mengatakan banyak ia dapatkan dari perlombaan tersebut, ″hiruk pikuk perlombaan membuat saya sadar bahwa tiada yang sempurna dan tiada yang lebih tinggi satu manusia dengan manusia yang lain″.
″Segala persiapan dan perjuangan dari babak penyisihan saya beserta tim lewati dengan penuh drama dan semangat. Tak lupa, senior-senior saya yang selama ini berkontribusi banyak dari awal  hingga akhir mengawal perjalanan penuh drama ini sampai di titik yang tak terduga″.
Lalu pada bulan Februari lalu Saiful Risky juga mendapatkan Juara 3 Lomba Debat Konstitusi Nasional di Universitas Negeri Gorontalo bersama rekan satu tim nya, ″teman saya yang selalu menemani saya dari awal masuk perkuliahan hingga titik ini, yaitu Cintya Mei Puspitasari″.
Pada bagian terakhir ini Saiful Risky menyampaikan harapan serta rencana yang ingin ia sampaikan  kepada publik, ″Harapan kedepannya, semoga Tuhan memberikan kesempatan bagi saya, teman-teman seperjuangan, atau adik-adik mahasiswa baru untuk dapat membawa nama baik Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ini,  khususnya di ajang perlombaan Debat Hukum Nasional. Pun, saya juga memiliki keinginan untuk secapatnya menerbitkan artikel baru di jurnal-jurnal ber-reputasi internasional″.
″Akhir kata dari saya, apapun capaian yang kita raih, jangan berhenti sampai disitu, masih banyak yang perlu diperbaiki, tetap belajar, tetap rendah hati, hingga waktu sukses nanti, dan mendapat ridho illahi.″ (elv)