Mohon tunggu...
Aciek Rangkat
Aciek Rangkat Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Rangkater http://acikrangkat.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Erlina #2

14 Oktober 2013   11:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:33 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image taken from : warihfirdausi.blogspot.com Cerita sebelumnya (Erlina #1)

Dua bulan telah berlalu semenjak pembatalan rencana pernikahan Erlina dengan Rido. Walaupun masih tersisa keping - keping kekecewaan, namun Erlina tidak mau larut dalam keterpurukan. Ia meyakinkan ke dirinya sendiri, bahwa dia adalah perempuan yang tegar. Setegar pohon kelapa yang menjulang tinggi, walaupun diterpa angin kencang, namun masih tetap kokoh berdiri. Ketegaran erlina menghadapi permasalahannya tidak lepas dari support teman - teman dan keluarganya. Apalagi sahabat karibnya. Wilsa. Wilsalah yang selalu menjadi tumpuan kesedihan, kemarahan, dan kegalauan Erlina. Pribadi yang sangat menyenangkan. Teman karib Erlina semasa kuliah dulu. Sempat terputus komunikasi, karena Wilsa melanjutkan studinya ke luar negeri. Kepulangannya ke Indonesia kali ini, selain ingin menghadiri acara pernikahan Erlina, juga untuk mengambil bahan thesisnya. Namun, hal yang tak disangka - sangka, ternyata rencana pernikahan Erlina cuma sebatas rencana.

"Er, aku tahu, ga mudah memang apa yang telah kamu alami. Tapi, yakinlah. Semua pasti ada hikmahnya. Semua memang butuh proses. Tapi proses itu juga mesti berujung pada hasil. Intinya, kamu harus cepet bangkit dari keterpurukannmu. Sibukkan dirimu dengan hal - hal yang positif. Sibukkan kamu dengan setumpuk kerjaan kamu di kantor, atau mungkin sibukkan dirimu dengan hobimu. Seinget aku waktu jaman kuliah, kamu suka dengan kegiatan - kegiatan sosial."  Ucap wilsa berusaha bijak menyadarkan erlina sewaktu makan siang.

"I'm fine kok, Wil. I'm Oke. Kamu bisa lihat dong, aku masih bisa tersenyum kan? Sudahlah, jangan terlalu mengkhawatirkan aku. Aku bukan anak kecil lagi. Aku tahu kok, bagaimana caranya aku harus move on." Jawab Erlina berusaha tegar.

"Halloowwww, I'm your best friend. And, I know you so well, dear. Ga usah pura - pura kamu sok tegar di hadapan aku. Kamu bisa ngebohongi orang - orang di luar sana, bahkan keluargamu. But not me, dear." Perkataan  wilsa barusan membuat Erlina tertunduk, dan tanpa sadar, menetes air mata Erlina.

"Wallaahh, kok malah crying bombay gitu kamu. Udah ah, kita jalan aja deh, biar kamu ga jadi melow gini. Dasar cengeng lu, Er. Hahahahahhahaha" Sengaja wilsa dengan ejekan itu, biar erlina tersenyum.

***

Hampir sepanjang hari selama sebulan ini, Erlina menghabiskan waktu bersama Wilsa. Selesai pulang kerja, Erlina menemani Wilsa mengerjakan thesisnya. Weekend pun mereka selalu habiskan bersama. Saat ini hanya Wilsa tempat yang nyaman untuk Erlina bersandar melepaskan segala kesedihannya. Move on bagi erlina adalah hal yang tidak mudah dilakukan, namun dengan adanya Wilsa, paling tidak, Erlina bisa menjalani proses itu lebih cepat.

"Kamu ga pengen buka hati kamu untuk pria lain, Er? Sudah hampir 6 bulan lho, aku lihat kamu menutup diri dengan pria lain. Come on, dear. Waktu berputar, sayang. Aku liat banyak juga yang berusaha mencuri hatimu. " Tanya Wilsa tiba - tiba.

"Malas, ah. Seandainya aja di antara pria yang mendekatiku itu, ada sosok pria kayak kamu, Wil. Hahahahahhahaha. Kamu operasi kelamin gih, terus kita kawin, hahahahhahahaha." Jawab Erlina dengan candaan.

"Sialan kamu, Er. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun