"Kamu nggak usah berpuasa dulu, nggak usah ikut-ikutan temanmu. Entar kamu sakit! Tunggu kalau usiamu sudah sepuluh atau sebelas tahun ya?"
Pernah suatu ketika, seorang ibu berujar seperti itu kepada anaknya yang masih berusia lima tahun. Si anak ingin berpuasa seperti teman-teman sebayanya, meskipun tidak full seharian penuh. Namun si ibu melarang, dengan alasan tidak tega jika anaknya (Yang sangat imut itu) ikut-ikutan berpuasa, karena dikhawatirkan si anak akan jatuh sakit.
Mengajarkan ibadah pada anak (Seperti berpuasa, Tarawih, Witir, dan lain-lain di bulan Ramadan) merupakan tugas orangtua, sebab anak merupakan titipan Sang Pencipta yang kelak akan dimintai pertanggunjawabannya.
Dalam hal mengajarkan ibadah pun ada baiknya diajarkan dengan kesabaran dan kelembutan, supaya tertanam dalam hatinya jika beribadah itu sangat menyenangkan, bukan malah menyeramkan.
Selama Ramadan seperti sekarang ini, tentunya ada beragam ibadah yang dapat diajarkan kepada anak-anak, seperti berpuasa, Salat Tarawih dan Witir berjamaah di masjid, Tadarusan, dan ibadah-ibadah lainnya, yang apabila dilakukan tentunya akan memberikan dampak positif pada si anak. Namun, Sayangnya, masih ada para orangtua yang tidak mengajarkan hal itu pada anak sedini mungkin karena dianggap belum waktunya.
Agar Beribadah di Bulan Ramadan Jadi Menyenangkan
Supaya saat melaksanakan ibadah di bulan Ramadan anak-anak menjadi senang dalam menjalankannya, tentu saja ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya:
- Jadilah Teladan Bagi Anak.
Pernah mendengar kata pepatah, jika buah tak pernah jauh dari pohonnya? Seperti itulah perumpamaan seorang anak, sifatnya takkan jauh dari orangtuanya. Jadi, jika ingin menjadikan anak ahli ibadah, tentu saja orangtua mesti memberikan teladan yang baik, seperti misalnya dengan mengajak anak melakukan ibadah bersama, bukan hanya memerintahnya namun orangtua tidak turut melakukannya.
- Kenalkan Dengan Cara Yang Menyenangkan dan Bertahap.
- Beri Reward