Dalam implementasi, penguatan pendidikan karakter bisa dilaksanakan dengan berbasis sekolah dan berbasis keluarga. Pada penguatan pendidikan berbasis sekolah, sekolah tidak hanya diartikan sebagai tempat belajar, namun sekaligus dijadikan juga tempat memperoleh peningkatan karakter bagi peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter itu sendiri, dengan kata lain sekolah bukanlah sekedar tempat “transfer knowledges” namun juga lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai yang baik (value-oriented enterprise). Di samping itu sekolah bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan kepribadian.
Sementara untuk penguatan pendidikan karakter yang berbasis keluarga, dapat dilaksanakan dengan menjadikan keluarga dan rumah tangga sebagai lingkungan pembentukan watak dan karakter pertama dan utama bagi peserta didik sehingga keluarga / rumah tangga dijadikan sebagai “school of love” tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang serta tempat pertama penyemaian nilai-nilai kebaikan serta prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan sehingga diharapkan peserta didik telah memiliki potensi dan bekal yang memadai untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
Dalam rangka untuk memberikan nilai positif bagi peserta didik maka pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu disupport oleh keteladanan, pengajaran dan penguatan. Dari sisi keteladanan, dimana guru, orang tua atau anggota masyarakat dapat menjadi panutan / model positif bagi peserta didik, sedangkan dari sisi pengajaran, guru dan keluarga mengajarkan karakter / nilai-nilai yang baik serta menggabungkan pengetahuan akademik dengan nilai-nilai kearifan lokal, dan yang lebih penting juga dari sisi penguatan dimana sekolah dan keluarga harus dapat meningkatkan atau memperkuat karakter dan nilai – nilai yang baik dengan kegiatan pendukung di luar sekolah, di luar rumah, maupun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pada dasarnya, penguatan Pendidikan karakter bermuara kepada terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara pengetahuan akademik, sikap / prilaku yang baik dan ketrampilan menuju era revolusi industry 4.0 maupun era Society 5.0. Semoga dengan selalu melakukan penguatan Pendidikan karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya mempunyai pengetahuan akademik yang baik tetapi juga memiliki karakter yang berkualitas.
Adapun beberapa cara membangun karakter siswa yang dapat guru terapkan di sekolah maupun di kelas.
1. Memberikan contoh yang baik
Guru adalah orang tua siswa di sekolah. Maka dari itu, usahakan Bapak dan Ibu guru dapat memberikan contoh atau teladan yang baik untuk siswa. Sebab, segala hal yang dilakukan oleh guru, baik itu nasihat ataupun perintah akan dilihat dan diikuti oleh siswa.
Jika seorang guru bersikap baik, sopan, tegas, disiplin, dan ramah kepada orang lain, maka siswa akan meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika seorang guru bersikap tidak sopan dan kasar, maka ada kemungkinan siswa akan meniru perilaku kurang baik tersebut. Jadi, usahakan Bapak dan Ibu guru untuk selalu memberikan contoh yang baik pada siswa. Ingat, sering kali siswa mengingat gurunya tidak hanya dari pelajaran yang diajarkan, tapi juga sifat yang dimiliki oleh guru tersebut.
2. Menyelipkan pesan moral di setiap pembelajaran
Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa di setiap pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa memahami bahwa ilmu yang dipelajarinya memiliki banyak manfaat untuk masa depannya maupun orang lain. Misalnya, saat sedang mengajar Biologi, guru bisa menyampaikan pentingnya untuk tidak membuang limbah sembarangan. Dengan begitu, siswa tidak hanya mengetahui bahaya membuang limbah sembarangan, tapi juga meningkatkan pemikiran kritisnya dan rasa pedulinya terhadap lingkungan.